• July 26, 2024
  • Last Update July 26, 2024 1:01 pm
  • Nusa Tenggara Barat Indonesia

Raos Caleg…..

Raos Caleg…..

Opini wartawan sergapye:Bayu Pardi Pratama 

Raos caleg

Lain dibibir, lain di hati dan  tidak menepati janji.

kalimat pendek ini cukup terkenal di kalangan muda mudi atau masyarakat Sasak secara umum di pulau Lombok Nusa Tenggara Barat. Ungkapan ini untuk menggambarkan kekecewaan terhadap seseorang yang sering memberi janji palsu.

Kenapa Istilah Raos Caleg (omongan calon legislatif) disematkan kepada calon wakil rakyat. Dari fakta dan pengalaman masyarakat,  banyak dari mereka setelah duduk di kursi dewan lupa kepada masyarakat yang memilihnya, lupa janjinya bahkan lupa lingkungan tempat nya memperoleh suara.

Padahal saat memburu kursi dewan, kumpulan para caleg ini berusaha bersimbiosis dengan masyarakat, merayu warga dengan omongan lembut, janji janji manis dan tanpa kenal lelah berkunjung ke masyarakat.

Perilaku caleg yang awalnya kurang bergaul berubah total saat menarik simpati masyarakat seperti sering solat berjamaah di masjid, menghadiri setiap undangan, rutin ikut zikiran warga, ikut mengantarkan jenazah ke kubur bahkan bila perlu tampil memberikan tauziah (nasehat) maupun sambutan atas nama keluarga yang meninggal.

Caleg pendiam dan jarang bersosialisasi dengan warga, ada yang rajin ikut bergotong royong bahkan mereka mengeluarkan sedikit uangnya untuk kegiatan masyarakat dan membelikan karpet musalla, corong (loudspeaker) masjid dll.

Perubahan perilaku ini biasanya dilakukan pada tahapan pemilu dan mendekati pelaksanaan pemilihan umum. Ini penting dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat sehingga warga tertarik mencoblosnya pada saat hari Pemilu.

Tingkat persaingan yang tinggi memperebutkan kursi dewan, mau tidak mau memaksa para kandidat itu menghalalkan segala cara untuk memperoleh satu kursi di kantor dewan yang akan merubah status sosial dan penghasilan (gaji) yang diterima selama lima tahun.

Setelah berhasil dan duduk di kursi manis wakil rakyat, kadang ada dari mereka yang melupakan janji janji politiknya. Parahnya masyarakat yang kesal dan kecewa dengan janji wakil rakyat yang diperjuangkan menjadi marah dan kecewa.e

Kekecewaan masyarakat dari dewan yang melupakan janjinya berimbas ke yang lain. Bukan saja oknum dewan yang buat kecewa kena semprot tapi ungkapan Raos caleg disematkan  kepada semua orang, apakah dia pejabat, tokoh atau pasangan muda mudi yang suka berbohong.

Saat kecewanya seorang gadis atau siapa saja yang merasa orang yang selama ini dianggap baik namun tidak menepati janjinya disebut Raos caleg. Dikit dikit masyarakat membalas omongan seseorang dengan Raos caleg.

Realita Raos caleg yang cukup populer di masyarakat cukuplah beralasan untuk diungkapkan. Pasalnya saat keinginan dan hasrat nya ingin dipenuhi masyarakat , tapi janji manis manis yang diharapkan tidak terbalaskan

Untuk memperoleh perhatian pemilih, bagi caleg kursi DPRD yang begitu berharga dan mahal. itu harus diperoleh dengan beragam cara bila perlu mandi kembang tengah malam dan menggunakan bantuan dukun dan Belian kampung.

Menjadi caleg, bisa diibaratkan seorang pemuda atau pemudi yang lagi kasmaran, dia akan berusaha keras mempersunting seseorang yang dicintai untuk dinikahi untuk dimiliki. Rayuan maut bahkan bantuan teman dekat digunakan untuk memikat hati pujaannya.

Tetapi ketika janji janji dari pasangannya (pacarnya) tidak terpenuhi, hal.oni bisa jadi pengalaman pahit dan menjadi stigma negatif dalam dirinya. Orang lain pun yang berusaha merayu untuk menyatakan cinta ditolaknya dengan alasan Raos caleg.

Stigma Raos caleg yang begitu populer disebagian masyarakat Sasak sesuatu hal yang lumrah terjadi. Setiap orang yang tidak jujur, omong kosong,  hanya bisa mengumbar janji, tidak menepati perkataannya disebut Raos Caleg.

Untuk tidak mendapat stigma negatif Raos caleg, sebaiknya kita berbuat Arif, berperilaku baik, menepati janji, dan tidak berkata bohong. Sebab berbuat baik akan mendapatkan imbalan pahala, dan berkata bohong dan suka ingkar janji  kelak dipertanggung jawabkan di alam kubur.”

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *