Lotim sergapye— Dari data yang dikeluarkan BPS NTB, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, Kabupaten Lombok Timur berhasil meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) berdasarkan rilis yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Hal ini cukup menggembirakan, pasalnya tahun-tahun sebelumnya, IPM Lotim selalu berada pada posisi paling buncit yakni satu tingkat diatas Kabupaten Lombok Utara. Lompatan peringkat IPM Lombok Timur ini dipengaruhi sejumlah faktor. Mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lainnya.
Sesuai data BPS NTB, IPM Lombok Timur berada diurutan ke 7 di NTB. Indikator kenaikan IPM Lombok Timur ditilik dari Umur Harapan Hidup (UHH), Harapan Lama Sekolah (HLS) – Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan. Pencapaian IPM Lombok Timur ke level yang lebih baik menandakan perubahan diberbagai sektor. Program prioritas yang digalakkan Pemkab Lotim salah satu mendongkrak kenaikan IPM. Terbaru, program Universal Health Coverage (UHC) dan penurunan angka stunting. Program disektor kesehatan ini mengangkat derajat kesehatan masyarakat. Program ini berdampak luas bagi sektor-sektor lainnya. Baik itu UHH, HLS dan RLS.
Dari data yang ada, IPM Kabupaten Lombok Timur tahun 2023 naik ke angka 70,65 dibanding tahun 2022 yakni pada angka 69,83. Artinya, Kabupaten Lombok Timur masih diatas Kabupaten Lombok Tengah yakni berada pada angka 70,41 Kabupaten Bima diangka 70,33 dan Lombok Utara dengan IPM terendah yakni 68,02.
Secara umum, IPM Kabupaten/kota di NTB pada tahun 2023 mengalami kenaikan dibanding tahun 2022 dengan Kota Mataram sebagai penyumbang tertinggi yakni sebesar 81,15.
Namun jika dibandingkan laju pertumbuhan sebagai indikator penyusun IPM, Kabupaten Lombok Timur berada diposisi keempat di NTB dengan 1,17 persen dibanding tahun 2022 dengan angka 1,02 persen. Kenaikan angka ini lebih tinggi dari Provinsi NTB dan rata – rata nasional yang hanya berada pada angka 0,90 persen dan 0,70 persen.
Menjawab kenaikan IPM Kabupaten Lombok Timur, Pj. Bupati HM. Juaini Taofik menegaskan bahwa untuk mencapai satu digit tidak segampang yang dibayangkan dan membutuhkan waktu bertahun – tahun.
Ada sejumlah indikator yang harus dipenuhi untuk menaikkan level IPM Lombok Timur dengan daerah lainnya di NTB. Selain perkembangan pengeluaran per kapita, UHH, HLS – RLS, menjadi penilaian tersendiri.
Perkembangan pengeluaran riil per kapita Kabupaten Lotim, berada pada angka Rp. 10.152.000. Angka ini naik pada tahun 2023 dibanding tahun 2022 lalu yakni sebesar Rp. 9.631.000. Dengan demikian, kata Juaini Taofik, Kabupaten Lotim mengalami kenaikan pengeluaran per kapita paling tinggi yakni sebesar Rp. 521.000 dari daerah lainnya di NTB. Kabupaten Lotim berada pada posisi kelima hanya berselisih sedikit dari Kabupaten Lombok Tengah yakni sebesar Rp. 10.948.000. Sedangkan yang terendah yakni Kabupaten Dompu yakni sebesar Rp. 201.000.
“Lombok Tengah sedikit tinggi lantaran menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Karenanya, Pertumbuhan IPM Lotim terutama pada indikator pengeluaran per kapita akan digenjot hingga diatas rata-rata. Bahkan, angka ini diyakini meningkat pada tahun 2024,” ujar Juaini Taofik optimis.
Lebih jauh dikatakan pj. Bupati Lotim, indikator lainnya Umur Harapan Hidup (UHH), Harapan Lama Sekolah (HLS) – Rata-rata Lama Sekolah (RLS) tak kalah mengalami peningkatan signifikan. Lombok Timur berada pada posisi keenam. Poin daerah bermotor Gumi Patuh Karya ini diangka 71,72 di tahun 2023. Angka ini naik 0,29 dari tahun sebelumnya.
Daerah yang mengalami kenaikan tertinggi UHH yakni Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) yakni 0,43 poin. Lombok Barat berada pada angka 72,37 dari sebelumnya 71,94 dan KSB 72,65 dari sebelumnya 72,22.
Meski Kota Mataram secara umum tertinggi UHH yakni 74,65 tetapi perkembangannya melambat/terendah pada kisaran 0,30.
Dalam perkembangan Harapan Lama Sekolah (HLS), Kabupaten Lombok Timur menempati posisi ketiga dibanding daerah lainnya di NTB. Poin Lombok Timur 14,06 pada tahun 2023. Angka ini lebih tinggi dari rata-rata Provinsi NTB yakni 13,97. Kota Mataram masih tertinggi yakni 15,67 dan terendah Kabupaten Lombok Utara 13,01. Walau terendah akan tetapi kenaikannya mengalami HLS Paling tinggi se NTB yakni sebesar 0,24.
Untuk Rata-rata Lama Sekolah (RLS), Kabupaten Sumbawa mengalami kenaikan paling tinggi sebesar 0,31 dari sebelumnya sebesar 8,52 dan terendah Kota Mataram dan Kota Bima sebesar 0,01. RLS Kota Mataram 9,56 dan Kota Bima 10,95 tahun 2023 ini. Untuk Kabupaten Lotim berada pada angka 7,12 dari sebelumnya 7,04. Artinya, Kabupaten Lombok Timur berada pada urutan ke 7 se NTB. (Smile’)