• July 27, 2024
  • Last Update July 26, 2024 1:01 pm
  • Nusa Tenggara Barat Indonesia

Dinkes Lombok Timur Ungkap Kekeliruan Masyarakat Hingga Pemerintah Terhadap Stunting

Dinkes Lombok Timur Ungkap Kekeliruan Masyarakat Hingga Pemerintah Terhadap Stunting

Lotim Sergapye – Sebagai bagian dari organisasi.media yang terus menyuarakan asfirasi masyarakat dan membedah persoalan yang ada di internal pemerintah, Forum Jurnalis Lombok Timur (FJLT) mencoba mengupas tentang Stunting dan pengaruhnya pada Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).

Penguatan kapasitas pada jurnalis ke 10 itu di selenggarakan di Lesehan Sekar Asri, Desa Sekarteja, Kecamatan Selong, Lombok Timur, Senin (5/12/2022).

Adapun pemateri diisi oleh Kepala Dinas Kesehatan Lombok Timur Pathurrahman.

Saat ini Stunting menjadi satu problem yang ada pada setiap negara utamanya di indonesia.

Dalam upaya pemberantasan Stunting berbagai regulasi dan inovasi tercipta, pun begitu juga dengan yang ada di Kabupaten Lombok Timur.

Namun rupanya masih banyak masyarakat hingga pemangku kebijakan yang belum sepenihnya paham tentang apa itu Stunting.

Pada kesempatan tersebut Pathurrahman yang juga merupakan Doktor lulusan S3 Universitas Indonesia (UI) mengungkapkan kekeliruan segelintir masyarakat hingga pemangku kebijakan tentang Stunting.

Hingga tak jarang salah persepsi tentang Stunting tersebut justru mengakibatkan kesalahan dalam penanganan hingga regulasi yang akan di jalankan.

“Jangan ada wartawan lotim yang bilang Stunting itu penyakit, Stunting itu kalau dalam bahasa ilmiahnya Malnutrisi (Kekurangan gizi),” ucapnya.

Lebih lanjut Pathurrahman, setidaknya Malnutrisi itu ada 3 diantaranya overweight, kurus atau wasting, dan juga pendek.

Di Indonesia sekarang yang banyak dalam kategori stunting bukan hanya pendek saja  namun juga overweight atau kelebihan berat badan juga banyak.

Permasalahan yang banyak dihadapi sekarang kata Pathurrahman, yakni setiap orang pendek di sebut Stunting. Dimana sebenarnya tidak semua orang pendek itu disebut Stunting.

Hingga pengertian yang paling pas tentang Stunting ini, di jelaskan Pathurrahman yakni adalah panjang badan tidak sesuai dengan umur yang di sebabkan karena kurang gizi dan penyakit dalam kandungan sampai berumur 2 tahun.

“Secara keilmuan gizi anak yang Stunting akan mengalami wasting atau kurus terlebih dahulu  hingga kemudian menyebabkan gagal tumbuh pada anak,” jelasnya.

Hingga kasus yang ditakutkan dalam Stunting yakni dapat menyebabkan gagal metabolizem, dimana kejadiannya makanan yang ada tidak bisa diolah oleh tubuh si anak.

Hingga kemudian apa langkah supaya anak tidak Stunting, pertama adalah memastikan si ibu jangan kekurang gizi hingga mengalami penyakit, hal itu akan juga berdampak pada janin yang ada, hingga istilah stunting yang mempengaruhi adalah mengenai kurangnya gizi yang diterima hingga penyakit pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

“Caranya adalah, pemerintah melalui posyandu yang harus di perhatikan adalah ibu dan anak Balita,” ungkapnya.

Kasus Stunting di indonesia menjadi perhatian serius, alasannya pertama mengenai dampak dan juga banyaknya anak atau jumlah anak yang mengalami.

stunting dampak yang paling fatal adalah otak, dimana hal itu akan mengakibatkan kognitif pada anak.

hingga Stunting juga akan mempengaruhi perkembangan SDM yang ada.

“hingga contoh jika prestasinya rendah, dia tidak lulus sekolah, hingga menikah, kemudian akan mengarah pada potensi anaknya juga akan stunting,” tuturnya

Stunting juga akan beresiko melahirkan beberapa penyakit lanjutan, diantarany obesitas.

“Oleh karenanya bayangkan jika Stunting tidak di cegah maka akan melahirkan generasi yang tidak sehat. kemudian jumlah anak yang mengalami stunting akan meningkat,” demikian Pathurrahman

Ditempat yang sama Ketua FJLT Lombok Timur Rusliadi mengatakan, penguatak kapasitas tentang Stunting  penting, utamanya bagi para wartawan.

“Ini penting supaya pemberitaan tentang Stunting itu semua mengena, hingga apa yang didapatkan informasinya bisa langsung mengarah ke masyarakat dengan sebaik baiknya dan se benar benarnya,” harapnya.”

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *