Lotim Sergapye – Pj. Bupati Lombok Timur H. Muhammad Juaini Taofik didampingi Kepala DP3AKB, Bappeda, dan Camat Sikur menerima enam orang anggota Parlemen Australia di Kabupaten Lombok Timur tepatnya di Balai Desa Loyok pada Rabu (17/1).
Kunjungan keenam anggota Parlemen Australia tersebut merupakan bagian dari program study tour Australia Regional Leadership Initiative (ARLI) yang bertujuan menyediakan kesempatan bagi para anggota Parlemen Australia mempelajari konteks program-program kerjasama pembangunan.
Selain memperkenalkan daerah ini, Pj. Bupati dalam kata sambutannya juga memaparkan tantangan yang dihadapi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, seperti angka stunting dan angka kemiskinan. Meksi begitu ia mengakui bahwa masyarakat sudah mulai menyadari bahwa penyebab kemiskinan dan stunting adalah masih tingginya perkawinan usia anak.
Menyusul Undang-Undang No.16 tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang-undang nomer 1 tahun 1974 tentang perkawinan yang membatasi usia perkawinan minimal 19 tahun, Pemerintah Daerah bersama KAPAL Perempuan dan LPSDM menginisiasi lahirnya Perbup no. 41 Tahun 2020 tentang Pencegahan Perkawinan Usia Anak. Dijelaskannya bahwa saat ini seluruh desa yang ada sudah memiliki peraturan desa terkait pencegahan perkawinan usia anak.
Ia pun memuji desa Loyok sebagai satu dari 33 desa yang memiliki Sekolah Perempuan. Keberadaan sekolah perempuan menurutnya telah mendorong perempuan setempat mampu memetakan permasalahannya sendiri, “Jika bisa membantu perempuan menyelesaikan masalahnya maka pemerintahan akan berhasil tetapi jauh lebih berhasil apabila kita berikan kesempatan perempuan itu menyelesaikan masalahnya sendiri,” ujarnya.
Ia berharap hal tersebut dapat dijaga konsistensinya dan menjadi contoh bagi desa lainnya. Ia percaya keberhasilan sebuah desa juga didukung peran aktif perempuan.
Pujian juga dilontarkan Direktur Institut KAPAL Perempuan Misiyah yang menyebut Loyok memiliki paket lengkap. Disamping karya seni dan kreatifitas, masyarakatnya juga sudah memasarkan produk mereka secara daring hingga ke luar negeri.
Semenatra itu sekolah perempuan di desa Loyok mengembangkan pos pengaduan yang melakukan edukasi sekaligus pendampingan untuk kasus-kasus yang terjadi, seperti pelecehan seksual, kekerasan terhadap perempuan dan anak serta kasus-kasus lainnya, “Sekolah perempuan sudah dijadikan sebagai rujukan yang diintegrasikan dalam desa ramah perempuan dan anak,” katanya.
Sementara itu Perwakilan Parlemen Australia Hon Nola Bethwyn Marino mengawali sambutannya dengan memperkenalkan masing-masing rekannya. Dia mengaku senang dengan sambutan hangat yang diterima di desa ini. Ia menjelaskan disamping dirinya tergabung dalam Parlemen dia juga mengaku sebagai petani perempuan di negara Australia.
Ia pun berpesan agar perempuan di daerah ini terus belajar. Menurutnya, meskipun sudah menjadi ibu rumah tangga para perempuan juga harus terus belajar, “Di negara manapun yang sudah maju, perempuan tetap belajar dan berproses,” katanya.