• September 16, 2024
  • Last Update September 16, 2024 10:17 am
  • Nusa Tenggara Barat Indonesia

Pendakian Gunung Rinjani Dibuka Kembali, Launchingnya di Pos Senaru Lombok Utara

Pendakian Gunung Rinjani Dibuka Kembali, Launchingnya di Pos Senaru Lombok Utara

Lombok Utara Sergapye— Kerinduan para pendaki untuk menikmati keindahan puncak Gunung Rinjani akhirnya tersampaikan. Sejak diterjang Gempa dua tahun silam nyaris sampai sekarang tidak ada aktivitas wisata ke Gunung Rinjani.

Pemerintah NTB diwakili, Kepala Dinas Parwisata (Duspar) NTB, HL Muhammad Faozal, bersama Dedy Asriady, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Mataram melaunching kembali pembukaan empat jalur pendakian  gunung Rinjani.
Pasalnya sejak dua tahun terahir vakum dan tidak ada aktifitas setelah semua jalur pendakian diporak porandakan akibat gempa Lombok pada tahun 2018, kemudian disusul oleh pandemi Covid-19.


Launching berlangsung di Pos Resort TNGR Senaru, tepatnya di Jebak Gawah pintu masuk jalur pendakian gunung Rinjani, Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Lombok Utara (KLU). Acaranya tetap mengacu protokol kesehatan Covid-19, para tamu terlebih dahulu dicek suhu badannya, diwajibkan menggunakan masker, dan cuci tangan dan Kamis (27/8).
Hadir dalam acara tersebut, Asisten dua bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemprov NTB, Kepala DLHK NTB, Jenderal Maneger Geopark Rinjani Lombok, Bupati Lotim, yang diwakili oleh Sekdispar Lotim, Bupati KLU, yang diwakili oleh Kadispar KLU, Bupati Loteng, Forkompinda KLU, Forkompinda Loteng, Forkompinda Lotim, Camat Bayan, Kepla Desa Senaru dan para tamu undangan lainnya.

Kadispar NTB, LM Faozal, dalam sambutannya menyampaikan dirinya ditugaskan mewakili Wagub tidak bisa hadir karena tugasnya yang padat hari itu. “Saya ditugaskan oleh, Ibuk Wagub hadir pada hari ini. Innsya Allah hari Sabtu ini, beliau akan hadir di Senaru untuk silaturhami dengan para pelaku parwisata desasetempat”, katanya.
Pada diskusi pada hari Sabtu besok, untuk memastikan rey kapery parwisata di Senaru ini untuk bisa jualan.
ketika Rinjani dibuka untuk dua hari dan selalu dievaluasi, Jika protokol Covid-19 bisa dimaksimal pelayanan di trecking, maka tidak lagi dua hari mungkin bisa jadi tiga hari atau empat hari seperti biasanya.
“Tergantung dari kesiapan kita semua, bukan saja dari pemerintahan. Tetapi yang paling penting adalah dukungan dari pelaku wisata dan masyarakat Senaru”, pintanya
MenurutFaozal, mengatakan, paradigma pariwisata sekarang sudah berubah. Kalau sebelum pandemi Covid-19. Masih bisa bercerita tentang keindahan Rinjani, air terjun Sendang Gila, Tiu kelep dan yang lainnya. Namun sekarang ini tidak bisa karena yang paling utama ditanyakan oleh para wisatwan itu, CHSE, apa itu CHSE yakni kita bersih, kita septy dan menjaga keindahan lingkungan.
“Kita sudah berikan sertipikat CHSE ke empat pintu jalur pendakian, yang diterima langsung oleh Kepala BTNR Mataram. Ke empat jalur pendakian itu sudah direkomendid untuk bisa digunakan jalur trecking dengan setandar CHSE”, terangnya.
Disebutkan Dispar NTB sudah empat destinasi dibuka masa pandemi ini, diantaranya, tiga gili, Rinjani, KEK Mandalika dan Senggigi dalam sektor bisnisnya.
“Ke empat destinasi itu, menjadi julan kita bersama. Kalau ini bisa kita mamfaatkan dengan baik, kita berharap dunia parwisata kita ini cepat pulih seperti sebelumnya, dengan ucapan Bismillahirohmannirrohim. Maka pendakian gunung Rinjani resmi kami buka “, harapnya.
Sementara Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Mataram, Dedy Asriady mengatakan Rinjani itu gunung yang indah. Da mengaku sangat bersukur bisa bekerja dan bertugas di TNGR, dan rasa sukurnya diwujudkan dalam pengambdian untu tetap mempertahannkan keindahan gunung Rinjani.
“Gunung Rinjani sebagai magnet, dan perdaban bagi masyarakat pulau Lombok. Untuk itu saya mohon doa dan dukungunnya kepada seluruh masyarakat lingkar Rinjani, untuk kita sama-sama menjaga marwah gunung Rinjani”, pintanya.
Dedy, juga akan memastikan keindahan gunung Rinjani itu sangat didukung oleh keberadaan dari sisi Culture dan adatnya. Kalu selama ini pengelolaan Rinjani dibebankan ke TNGR, maka Ia brerkomitmen akan terus hadir karena rinjani itu milik bersama. Dimana Rinjani memakai dedline baru yakni,  ” The Beuty of Nature and Culture” dalam bahasa sasaknya (Rinjanite).
“Artinya Rinjani milik kita bersma, dan itu sebagai penghargaan, bahwa keindahan alam gunung Rinjani. Ditopang dari keberadaan Culture dan usur budayanya, mari kita jadikan Rinjani bisa dibanggankan menjadi barometer industeri pendakian di Indonesaia”, imbuhnya. (Ros)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *