• November 22, 2024
  • Last Update November 22, 2024 2:55 am
  • Nusa Tenggara Barat Indonesia

Korban Medsos, Pernikahan Sejenis Gegerkan Masyarakat Lombok

Korban Medsos, Pernikahan Sejenis Gegerkan Masyarakat Lombok

Lobar Sergapye–Perkawinan Sejenis menggemparkan jagad NTB bahkan nasional. Dua pasang pengantin itu melangsungkan pernikahan di rumah mempelai laki di Kediri sekitar pukul 10.00 WITA, 2 Juni 2020.
Selama proses pernikahan berlangsung disaksikan sejumlah warga dan tokoh agama di kampung itu. Sesekali mempelai wanita melempar senyum kepada suami yang berada disampingnya dan warga yang menyaksikan pernikahan tersebut.
Paras cantik sang mempelai wanita membuat suami dan warga yang menyaksikan pernikahan ini sebagai pasangan yang ideal.
Namun tak lama berselang lama suaminya murka, sebab pada malam pertama  dia sadar istri yang dinikahi sejenis dengan dia.
Merasa tertipu, MH (31) tahun yang menikahi istrinya MIH (25) kemudian  melaporkan  ke Polres Lombok Barat.
Kasubag Humas Polres Lombok Barat Iptu I Ketut Sandiarsa membenarkan adanya laporan tersebut. Pihak kepolisia pada hari Sabtu tanggal 6 Juni 2020 sore,menerima pengaduan MH karena merasa ditipu oleh seorang yang mengaku perempuan.
“Kami telah menerima laporan dari seorang laki-laki yang mengaku ditipu oleh pasangan yang dinikahinya.Pengantin perempuan yang dinikahinya itu ternyata laki-laki juga yang berprilaku seperti perempuan (waria),'” ujarnya kepada media.
Dari keterangan pelapor, pasangan ini kenal melalui medsos hingga timbul perasaan dan benih cinta. Sempat berpacaran 5 bulan, hubungan lebih serius dilanjutkan ke jenjnag pernikahan pada Selasa 2 Juni 2020 bertempat di rumah mempelai laki di Kediri.
Pengakuan MH, dia tidak mengetahui jika yang dinikahinya itu seorang laki-laki. Justru dia baru curiga dan sadar, setelah melewati malam pertama. Sadar yang dinikahi seorang pria tulen, MH lalu mengadukan istrinya berinisial MT ( 25 tahun) warga Pejeruk Kecamatan Ampenan Kota Mataram.”Kasusnya masih dilakukan pendalaman ” ujar Sandiatsa kepada media.
Polisi sudah meminta keterangan korban dan saksi-saksi yang mengetahui kejadian tersebut. Sandiarsa menjelaskan sesuai pengaduan pelapor, mereka kenalan lewat media sosial (Medsos) dan dari perkenalan tersebut mereka merasakan ada benih-benih cinta. Selama mereka menjalani hubungan MIT selalu menggunakan hijab dan menggunakan cadar. Lalu mereka berdua sepakat melakukan pernikahan pada hari Selasa tanggal 2 juni 2020 sekitar pukul 10.00 Wita disaksikan oleh beberapa saksi dan tokoh agama.
Setelah melalui proses ijab qabul, pasangan MH dan MIT resmi menjadi suami istri. Namun masalah timbul pada malam pertama, MIT menolak untuk berhubungan badan dengan alasan sedang datang bulan. Anehnya di malam berikutnya tiba-tiba MIT minta cerai dan kabur dari rumah memplai laki. Merasa curiga atas sikap isyrinya MIT, pelapor kemudian mencari informasi ke tempat tinggal MIT di Ampenan. Dari keterangan ketua RT membenarkan MIT laki laki.
Sedang pengkuan berbeda disampaikan MIT melalui rekaman yang didapatkan Sergapye, suaminya MI justru sebelumnya  sudah  mengetahui dirinya seorang laki bukan perempuan.  MI pernah mengancam akan bunuh diri bila dia tidak nikah dengannya. Bahkan sebelum pernikahan dilangsungkan mereka pernah melakun kencan.
‘Yang jelas perkawinan sejenis ini telah menggegerkan Lombok, siapa yang salah dan benar kita serahkan ke pihak kepolisian. Sebaiknya berhati hati mencari pasangan. Jangan sampai jadi korban media sosial ungkap,”Haidar warga Mataram.(red)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *