• September 20, 2024
  • Last Update September 19, 2024 12:39 am
  • Nusa Tenggara Barat Indonesia

Masyarakat Sembalun Bahas Keberlanjutan Nasip Bale Adat Asal Mula Nenek Moyang Mereka

Masyarakat Sembalun Bahas Keberlanjutan Nasip Bale Adat Asal Mula Nenek Moyang Mereka

Lotim Sergapye–Kawasan wisata Sembalun Lombok Timur terus berbenah, pembangunan sarana publik dipercantik pemerintah, sejumlah investasi seperti pembangunan hotel menggoda pelancong untuk menginap di kawasan kaki Rinjani yang berudara sejuk dan nyaman ini.
Namun geliat Sembalun seakan melupakan situs Bale Beleq Adat yang menjadi awal dan cikal bakal penghuni Sembalun ratusan tahun silam.
Sejak gempa tahun 2018, situs ini luput dari perhatian semua pihak baik masyarakat maupun pemerintah.
Tidak mau terlena dengan Evoria kunjungan masyarakat yang terus berdatangan melihat kemolekan Sembalun, sekelompok masyarakat yang peduli membentuk Forum Komunikasi Lintas Generasi Sembalun (FKLGS), Kecamatan Sembalun menggelar pertemuan baru baru ini.
Mereka berdiskusi dan membahas soal keberlanjutan situs bersejarah cagar budaya Bale Adat Desa Beleq Sembalun.
Melalui pertemuan yang cukup santai namun serius, para tokoh seperti Mertawi S.Pd, Sekdispar Lotim, H Surdian SH, mantan anggota DPRD Lotim, Rupnih S.Ag, anggota DPRD Lotim, anggota Kapolseks Sembalun, anggota Koramil 1615-10/Sembalun, tokoh masyarakat dan perwakilan dari ke empat Desa, yakni Desa Sembalun Bumbung, Desa sembalun Lawang, Desa Timba Gading dan Desa Sembalun.
Diskusi yang dimoderatori, Rijalul Fikri. Mertawi dan Sesdikpar yang diberi kesempatan awal berbicara bercerita, sewaktu dia sekolah SMPN kelas 2 ditugasi mencari legenda Sembalun. “Semua murid kelas 2 ditugaskan oleh guru bahasa Indonesia untuk mencari sejarah desa masing-masing”, ujar Mertawi.

Menurut versinya perjalanan Sembalun dibagi dua priode, yakni priode yang sekarang ini Sembalun priode ke dua. Sembalun priode pertama sebelum Gunung Samalas Meletus pada tahun 1250. Sejak 700 tahun yang lalu sembalun ini sudah berkembang dan salah satu buktinya itu kuburan tua yang ada di Sembalun.

“Kita tanyakan kepada para orang tua (Kakek buyut) , yang punya kuburan itu tidak ada yang tau. Yang sumbernya itu dari piagam Sembalun, disamping itu juga kita cocokan dengan apa yang kita dengar dari orang tua kita”, jelasnya.

Lebih lanjut, Mertawi, mengatakan. Begitu Samalas meletus pada tahunnya. Sebagian masyarakat Sembalun yang selamat itu mencari tempat tinggal yang lebih tinggi untuk tempat pemukiman, maka Bale Adat Desa Beleq adalah cikal bakal nama Sembalun dan perdaban masyarakat Sembalun priode ke 2 saat ini.

“Bale Adat Desa Beleq itu, punya rangakaian tersendiri yakni, Desa Beleq, petilasan majapahit, sangka bira dan bale malang. Iu satu mata rantai yang tidak bisa di pisahakan, ketika salah satunya hilang maka Sembalun itu tidak muncul”, ungkapnya

Terlepas dari sejarahnya Sembalun, ia, bersama instansi terkait (Dispar) Lotim sudah berupaya untuk mengajukan proposal ke Kemenpar RI untuk biaya rehab Bale adat Desa Beleq, namun mentok karena selama ini Bale adat tersebut belum tetdaptar menjadi salah satua cagar budaya.

“Itulah kenapa hingga saat ini, kita kesulitan untuk mencari biaya di Kemenpar RI, solusinya agar masing masing desa terkait di kecamatan Sembalun urunan mengumpulkan dana. Paling tidak satu unit rumah dibangun oleh satu Desa”, pintanya.

Didiskusi lepas tersebut akhirnya sepakat membentuk Forum Komunikasi Lintas Generasi Sembalun, wadah tersebut untuk mengakomodir berbagai persoalan di Sembalun mulai dari peetanian, parwisata, pendidikan, lingkungan, sosial dan budaya. Kesepakatan bersama terkait tentang sejaarah Desa Sembalun dan pembangunan Bale adat Desa beleq, dan menyepakati bersama sebutan Rumah Adat Desa Beleq Sembalun, diganti dengan Sebutan “Bale Adat Desa Beleq.

“Pembangunan Bale adat Desa Beleq, harus disegrakan. Karena ini sifatnya komunal maka ini merupakan tanggung jawab kita bersama, dan pembangunan tahap awal direkomendasikan kepada ketiga desa dulu, yakni Sembalun Lawang, Sembalun Timba Gading dan Sembalun”, jelas, H Surdian.

Sementara itu, Rupnih S. Ag, anggota komisi 1 DPRD Lotim dari fraksi Nasdem ini, berjanji akan membantu renovasi pembangunan Bale adat Desa Beleq. Dan mengapreasai pertemuan tersebut, karena momen tersebut momen yang sangat berharaga bagi dirinya dimana ia bisa membahas kemajuan Sembalun kedepannya, apa lagi yang hadir pada saat itu orang-orang hebat.

“Ya… saya berjanji, untuk membantu renovasi bale adat. Karena bagaimana pun itu harus segara dibangun, terlebih bale adat itu kan cikal bakal masyarakat Sembalun apa lagi kononnya saya keturunan 1 diantara 7 keluaraga yang ada disana. Ini tanggung jaeab kita bersama”, tutupnya. (Rosidin Sembahulun)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *