Tulisan cukup menginspirasi dari pengamat Politik dan pemerhati sosial Dr. Hamidi patut untuk disimak. Berikut ulasan singkat dinamika pemilihan bupati dan wakil bupati Lombok Timur.
Tensi politik di pilkada Lombok Timur mulai memanas, tiga bakal calon bupati dan wakil bupati Lombok Timur yang mendapat tugas dari salah satu partai saling mengklaim akan mendapatkan SK B.1-KWK sebagai persyaratan mendaftar di KPUD Agustus mendatang.
Saling klaim popularitas dan hasil survei
Berseliweran di media online dan media sosial. Saling berbantahan antara tim sukses dan pendukung makin memanaskan pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Hal ini menunjukkan dinamisnya perpolitikan pilkada Lombok Timur. Dilihat dari bakal calon yang muncul, pilkada Lombok Timur dapat dikatakan paling kompetitif, disebabkan oleh tiga mantan wakil bupati akan maju untuk bertarung menjadi orang nomor satu di Lombok Timur.
Sementara proses penjajakan dari bakal calon bupati dan wakil bupati yang lain masih terus berjalan untuk mendapatkan pasangan yang ideal. Komunikasi politik dalam rangka menyatukan visi misi diantara mereka menjadi pertimbangan utama agar bisa memenangkan pertarungan.
Track record dari ketiga mantan wakil bupati tersebut menjadi batu sandungan yang dapat dimanfaatkan oleh bakal calon yang belum pernah menjabat. Apalagi dalam perjalanan pilkada langsung di Lombok Timur belum ada sejarah mantan wakil bupati dapat memenangkan pertarungan sebagai bupati.
Baliho yang sudah menyebar dari ketiga bakal calon masih sangat rentan untuk berubah dikarenakan belum adanya SK DPP yang diterbitkan dari masing-masing partai politik. Pertimbangan dari DPP yang belum mengeluarkan SK tentu sangat beralasan demi memenangkan kontestasi pada bulan November nanti.
Kondisi ini memberikan peluang bagi bakal calon baru yang belum pernah menjabat untuk memenangkan pertarungan.
Diantara balon yang mencul adalah TGH.Hazmi Hamzar dari PPP, H. Nasrudin dan H. Tanwirul Anhar dari PAN, H. Suryadi Jayaprana dari PKS dan H. Hasan Rahman dari Golkar.
Kombinasi pasangan baru, pertama bisa saja H. Nasrudin berpasangan dengan Hasan Rahman yaitu PAN 6, Golkar 4 memenuhi syarat 20% atau 10 kursi. Kedua kemungkinan pasangan TGH. Hazmi Hamzar dengan SJP. Karena kedua figur tersebut telah sama sama menerima rekomendasi dari partai.
Dimana PPP telah memberikan mandat kepada TGH. Hazmi Hamzar sebagai kader terbaiknya untuk maju di Lombok Timur. Empat kursi yang dimiliki belum cukup untuk bisa maju, sehingga perlu berkoalisi dengan partai lainnya. Demikian juga dengan SJP dengan mandat yang diperoleh dari PKS berpotensi dengan jumlah kursi 5, ditambah satu kursi dari Hanura yang sedang diproses untuk diberikan kepada TGH. Hazmi. Sehingga memenuhi 20% atau 10 kursi sebagai syarat minimal pendaftaran.
Atau kemungkinan berikutnya adalah TGH. Hazmi Hamzar berpasangan dengan H. Tanwir atau H. Nasrudin dengan catatan mereka dapat memastikan rekomendasi dari PAN yang telah diklaim oleh H. Edwin beberapa waktu lalu.
Selain dari ketokohan dari bakal calon baru tersebut, harapan masyarakat Lombok Timur terhadap pemimpin baru yang belum memiliki raport sebelum, memberikan peluang besar untuk memenangkan pertarungan pada November mendatang.
Menarik kita tunggu dinamika politik sampai bulan 27 Agustus 2024.(smile)