Lotim sergapye--Pulau Lombok dan Sumbawa dua pulau NTB yang sangat indah, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) RI, Abdul Halim Iskandar. Meresmikan 9 desa wisata yang sudah selesai progeramnya di Lombok-NTB. Berlangsung di situs budaya desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur. Rabu (27/10)
Mendes PDT bersama rombongan, didampingi Gubernur NTB, Zulkieflimansyah dan anggota DPR RI, tiba di Sembalun sekitar pukul 14.00 Wita disambut langsung oleh Bupati Lotim, HM Sukiman Azmy dan Kadaes Sembalun Bumbung, Suniardi dan tokoh masyarakat setempat.
Sebelum masuk ke lokasi acara, Kemendes PDT dikalungkan selendang tenuan khas Sembalun dan dipasangkan sapuk (Ikat kepala-red) oleh ketua adat desa Sembalun Bumbung. Kemudian masuk disalah satu rumah adat untuk dipasangkan pakaian adat desa setempat.
Dalam kunjungannya kebeberapa daerah, termasuk desa Sembalun Bumbung untuk. Dalam upaya percepatan pembenahan ekonomi nasional pada level desa, salah satu medianya adalah desa wisata.
“Kita menggerakkan desa wisata untuk, bangkit kembali setelah pandemi. Alhamdulilllah rata-rata sudah mulai bangkit, selain BUMDes”, jelas Abdul Halim Iskandar.
Itulah sebabnya, hingga hari ini terus diupayakan agar desa wisata yang selama ini terpuruk mulai diprogeramkan dan mulai terlihat. Kehadirannya di Sembalun, selain melihat langsung kemajua desa wisata setempat, sekaligus untuk meresmikan 9 desa wisata yang didukung oleh Kemendes.
“Saya merasa bangga, melihat desa Sembalun Bumbung ini yang luar biasa. Terutamanya dalam mempertahankan adat istiadat yang sudah ada, dan merawat budayanya”, kagum Abdul Halim Iskandar.
Kekagumannya itu, dibuktikan sendiri dengan melihat langsung benda-benda pusaka milik desa setempat yakni. Keris, tombak, lontar bahasa jawa, Al-Qur’an dari kulit onta, kepeng tepong dan benda pusaka lain yang usianya ratusan tahun, hingga saat ini masih dijaga dan terawat dengan bagus.
“Kita mendukung untuk terus dirawat, tadi saya minta agar pihak purbakalaan ikut mengambil bagian didalam merawat”, ujarnya.
“Ingat bukan mengambil ya, kalu bisa jangan diambil birkan benda-benda itu disini. Tapi didampingi oleh pihak purbakalaan supaya lebih awat dan terawat lagi”, imbuhnya.
Pria yang akrab disapa Gus Halim ini, mengatakan lebih lanjut pada kesempatan itu. Salah satu upaya penting dalam perceptan pemulihan ekonomi nasional pasca pandemik ini adalah, bagaimana desa-desa itu tidak begitu terdampak karena, faktanya memang satu-satunya komuditas dan bidang usaha yang tidak minus pertumbuhannya dimasa Covid-19 adalah, pertanian itu adanya di desa.
Oleh karena itu, ikhtiar pemerintah untuk terus melakukan pembangunan dari pinggiran upaya menetaskan kemiskinan dari lepl desa. Dengan pendekatan data mikro terus diupayakan.
“Kita sadar betul kunci utamanya adalah data, ketika data kita bagus dan detail maka permasalahan data kita pastilah kongkrit”, jelas Gus halim.
Oleh Karena itulah, Sambungnya. Kemendes PDTT, sejak Maret 2021 hingga hari ini terus melakukan pendampingan kepada desa-desa untuk, melakukan pemutahiran data berbasis SDGs Desa. sehingga dideteksi betul mengujudkan desa tanpa kemiskinan.
“Kita harus tau, bagaimana kondisi kemiskinan di desa. Tidak bicara kemiskinan kalau dari Jakarta, kita hanya bisa membayangakan dan menteorikan. Tetapi kalau kita bicara kemiskinan dilepl desa, kita bisa merasakan dan bisa menyentuh maka kita bisa merangkul kemiskinan itu sendiri”, punkas Gus Halim
Dalam konteks pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa, dibutuhkan fokus serta penanganan lengkap dan terintegrasi berdasarkan kebutuhan warga desa yang berbasis data mikro yang dikumpulkan oleh desa.
“Pembangunan Desa harus berpegang pada prinsip Tidak ada yang tertinggal, tidak boleh ada satu orangpun yang terlewatkan. tidak boleh ada satu warga desapun yang tidak dapat menikmati hasil pembangunan desa. Itulah yang dikatakan olek Bapak Persiden”, Tegas Gus Halim.
dalam pencapaian tujuan SDGs Desa dimulai dengan pendataan desa berbasis SDGs Desa. Sesuai Permendesa PDTT Nomor 21 tahun 2020, data desa berbasis SDGs Desa adalah. Data rinci berupa satu nama satu alamat warga dan keluarga, data wilayah terkecil level RT dan data pembangunan desa.
“Sehingga data itu tidak berdasarkan kemauan perorangan, atau atas kemaun kades. Itulah kemudian satu desa yang perencanaan pembangunannya berbasis masalah, bukan berbasis keinginan”, ujarnya.
Sementara itu Bupati Lombok Timur, HM Sukiman Azmy mengucapakan. Selamat datang kepada Kemendes PDTT beserta ibuk, dan bersama para pejabat utama Kemendes. Selanjutnya ia mengatakan, dari 19 desa yang dibantu di NTB 9 desa ada di Lotim.
“Luar bisa pak menteri, karena itu penghargaan yang setinggi-tingginaya dan penghormatan yang setulunya. Kami berikan kepada bapak menteri dan seluruh jajarannya”, ucapnya.
Jadi saat ini masyarakat lagi menghadapi era baru, bagaimana cara berkomunikasi dan cara mengekpresikan diri. Jadi tantangan desa wisata bukan hanya mendandani eksotisme daerah semata.
“Artinya dengan komunikasi yang baik, Saya yakin dengan ke eksotisme daerah kita dibekali dengan kemampuan yang memadai”, tutupnya.(ros)