Lotim Sergapye – Mengakui air bersih sebagai salah satu persoalan di wilayah selatan, Penjabat (Pj.) Bupati Lombok Timur H. Muhammad Juaini Taofik mengingatkan pemerintah dan masyarakat Batunampar Selatan untuk dapat merawat dan menjaga jaringan perpipaan sistem air bersih yang telah tersedia saat ini. Hal tersebut disampaikan dalam sabutannya sebelum meresmikan jaringan air bersih proyek HOIFA Inovasi yang didukung oleh Caritas German Indonesia melalui Program ToGETHER pada Kamis (2/5) di Halaman Kantor Desa Batunampar Selatan.
Ia mengajak masyarakat bersyukur atas keberadaan sarana tersebut, “Kita syukuri apa yang ada, tolong rawat dulu apa yang diberikan,” imbaunya, “Dengan telah diserahterimakan ini berarti menghilangkan tidak boleh, mengurangkan tidak boleh, tapi menambah tentu sangat boleh,” imbuhnya.
Kepada Pemerintah desa setempat ia mengingatkan peran penting desa dalam mengatasi persoalan masyarakat, termasuk persoalan air bersih yang selalu terjadi dari tahun ke tahun. Keberadaan sarana perpipaan ini diharapkan dapat mengurangi beban masyarakat setempat, utamanya kaum perempuan yang paling sering bersentuhan dengan persoalan air bersih.
Bupati pun menyampaikan apresiasinya kepada LPSDM yang telah mendukung pembangunan di Lombok Timur, salah satunya dengan memecahkan persoalan air bersih di wilayah selatan melalui proyek HOIFA Inovasi tersebut.
Direktur LPSDM Ririn Hayudiani pada kesempatan tersebut menyampaikan penyediaan jaringan perpipaan melalui dukungan dari program ToGETHER merupakan antisipasi dampak bencana kekeringan. Dijelaskannya, LPSDM bersama Caritas German Indonesia melalui Project HOIFA Inovasi berupaya melakukan rehabilitasi dengan membangun jaringan perpipaan air bersih sepanjang 3.000 m. Jaringan tersebut dapat memberi akses ketersediaan air bersih bagi empat dusun di Desa Batu Nampar Selatan dengan sekitar 455 KK atau 1.741 Jiwa.
Sebelumnya masyarakat setempat memenuhi kebutuhan air dengan membeli Rp. 300.000 – 500.000 bahkan lebih dalam satu bulan. Diharapkan pula program ini dapat menjawab isu kemiskinan, lingkungan, kesehatan, dan kesehatan reproduksi terutama perempuan, isu stunting dan mengatasi persoalan akses dan ketimpangan untuk percepatan pencapaian SDGs Desa dan SDGs di Indonesia.