Lotim Sergapye—Pengusaha artshop di Lombok Timur terancam gulung tikar. Sepinya kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan lokal akibat pandemi Corona, membuat usaha mereka bangkerut.
Home industri tenun Songket Sesek Pringgasela yang terkenal hingga mancanegara sangat merasakan dampak krisis ekonomi sekarang ini. “Sejak pandemi Corona usaha kami hancur,”ujar pemilik sejumlah artshop yang dihubungi media Sergapye Selasa 2 Juni 2020.
Menurut mereka, penjualan tenunan Songket Sesek Pringgasela dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat pengrajin. Arthop menampung hasil kerajinan masyarakat atau ada karyawan khusus yang diupah pada setiap lembar kain yang ditenunnya.
“Kami sudah pasrah dengan kondisi sekarang, tidak ada turis yang datang belanja mupun wisatawan lokal Indonesia, mungkin mereka takut tertular pandemi Corona,”keluhnya.
Untuk membangun dan mengembangakan usahanya, sebagian dari pemilik artshop mengambil kredit bank. Lesunya usaha membuat pemilik artshop mengerutkan kening karena tidak mampu bayar cicilan bank.
“Sangat kami rasakan dampaknya, banyak yang gulung tikar. Tapi alhdulillah melalui jualan online saya masih mampu bertahan meski hasilnya tidak seperti yang diharapkan,” timpal Asmaul h pemilik artshop Gozlen Pringgasela.
Dia berharap pemerintah Lombok Timur turun tangan membantu usaha artshop dan pengrajin tenun Sesek songket Pringgasela.
Kelestarian Tenun Sesek Pringgasela harus dipertahankan keberadaannya sebab sudah terkenal sampai mancanegara. Perhatian semua pihak terutama campur tangan pemerintah sangat diharapkan sehingga artshop di daerah ini tidak tinggal nama,”harapnya.(red)