• September 19, 2024
  • Last Update September 19, 2024 12:39 am
  • Nusa Tenggara Barat Indonesia

Warga Sembalun Kembalikan Daging Rusak Bantuan Kementrian Sosial ke Suplayer

Warga Sembalun Kembalikan Daging Rusak Bantuan Kementrian Sosial ke Suplayer

Lotim sergapye— Masyarakat penerima  BPNT di wilayah Kecamatan Sembalun menerima daging sapi tidak.layak di konsumsi. Itu dikeluhkan warga dan masyarakat minta pertanggung jawaban pihak terkait. Pasalanya itu tdak sesuai dengan harapan masyarakat, dimana Kelompok Penerima Mamfaat (KPM) di Kecamatan Sembalun menerima daging sapi 300 geram dalam.kondisi rusak .

Kasus itu  teerungkap saat KPM mengembalikan daging sapi tersebut ke salah satu agen di Sembalun. Maka hal itu membuat para PKM di Sembalun mengluh  dan kecewa, dengan kualitas daging yang mereka terima dari salah satu suplayer (pemasok) daging di Sembalun. Karena daging yang diterimanya ketika dimasukan ke dalam ember untuk dibersikan berkeping-keping.

“Keamrain waktu saya buka daging itu untuk dimasak, astaga kok hancur daging ini seperti tepung diblender. Lalu saya tunjuk kan ke suami dan anak saya, dan pada saat itu juga saya telpon agen tempat saya mengambil”, tutur, inaq Agus, saat dikompirmasi oleh media ini dirumahnya. Kamis (12/11).

“Saya kan ragu dan takut makan daging itu, jangan-jangan kami keracunan setalah makan daging sapi itu. Maka saya tidak masak meskipun tidak apa-apa seperti dibilang agen tempat saya mengambil”, imbuhnya.

Laebih lanjut, inaq Agus mengatakan. Bahwa ia sangat kecewa sekali karena bukan ia saja yang merima daging seperti itu, ada dua warga juga dikelompoknya yang menerima. Bahkan menurutnya bukan kali ini saja ia kecewa bersama KPM lainnya.  Beberapa bulan yang lalu juga pernah ia komplin terkait dengan beras yang diterima tidak bagus kualitasnya.

“Saya sangat kecewa, kerena bukan kali ini saja. Dulu saya juga komplin beras yang kami terima tidak bagus kualitasnya, warnanya itu agak hitam pokoknya tidak layak dimakan, begitu juga dengan sekarang meskipun warnanya putih”, ketusnya, dengan raut wajah kecewa sambil menujukkan beras yang didapat.

Sementara itu salah satu Agen Sembalun Jupawardi, ketika di konfirmasi di keosnya, membenarkan bahwa sebagian daging sapi yang diterima oleh KPM kulitasnya tidak bagus. Hal ini yang membuat salah satu KPM komplin di agean tempatnya mengamabil kemarin.

“Ya beanar ada salah satu KPM yang komplin kemarin, itu di agen Sembalun Bumbung. kalau di saya sampai saat ini tidak ada”, katanya.

“Kareana begitu diderop ke kami sebagai agen oleh suplayer, langsung kami bagikan ke KPM. Karena selama ini saya tidak pernah periksa barang itu, pokoknya begitu datang langsung saya bagikan”, jelasnya.

Lebih lanjut, Jupawar, menceritakan terkait dengan waktu pendropan barang dari suplayer ke Agen, bahwa hal itu tergantung waktu pencairan namun disebutkan jika lusa akan di lakukan pencairan maka paling tidak besok siang atau sore daging sudah berada di tempat agen. Sehingga potensi untuk di mainkan sama agen itu tidak ada, sebab box tempat daging disimpan itu masih dalam keadaan di segel.

“Daging itu datang tergantung waktu pencairan, kami terima daging dari suplayer itu masih dalam keadaan beku dan bersegel. Maka tidak ada potensi kami untuk bermain”, Terangnya.

Selain itu, Royal Sembahulun. Ketua Mitera Masyarakat Desa Menggugat (M2DM), sangat menyayangkan hala itu terjadi. Bahwa banyak masyarakat di wilayah Kecamatan Sembalun mengeluhkan kualitas daging yang mereka terima dari salah satu penyuplai (pemasok) daging di sembalun, tidak memenuhi standar kualitas yang ada. Seperti yang terjadi saat ini.

Menurut Royal, BSP itu merupakan salah satu program pemerintah yang di hajatkan untuk menurunkan angka stunting dan gizi buruk. Akan tetapi, KPM bukannya bertambah gizinya malah akan menambah penyakit baru seperti mencret dan cacingan.

“Kami sangat menyayangkan tindakan dari suplayer daging yang ada di wilayah Kecamatan Sembalun, dari segi Kualitas daging yang di bagikan  kepada KPM benar-benar sudah tidak layak konsumsi. selain daging itu hancur, daging yang diterima KPM juga bisa memicu banyak penyakit baru seperti cacingan”. Ungkapnya.

Royal, meminta ke Dinas terkait supaya para suplayer-suplayer ini perlu di evaluasi agar tidak terus menerus sepeerti ini. Sebenarnya hal ini sudah terlalu sering terjadi namun dari 2000 warga KPM yang ada di sembalun, hanya segelintir orang yang berani bersuara atau komplin.

“Segera ini di evaluasi oleh pihak terkait, agar keajadian seperti ini tidak terulang lagi. Kasian kan masyarakat jika ini dibiarakan terus”, tandasnya*. (Ros)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *