• July 12, 2025
  • Last Update July 11, 2025 8:28 am
  • Nusa Tenggara Barat Indonesia

Warga Heboh, Diduga Rongsokan Kapal Perang Belanda Muncul di Pantai Dedalpak Lombok Timur

Warga Heboh, Diduga Rongsokan Kapal Perang Belanda Muncul di Pantai Dedalpak Lombok Timur

Lotim sergapye–Munculnya rongsokan kapal perang di perairan Dedalpak Lombok Timur  tepatnya di tanggul tambang galian pasir besi membuat heboh masyarakat.

Warga berdatangan ke lokasi menyaksikan bangkai kapal yang tiba tiba muncul ke permukaan, guna melindungi temuan langka dan cukup berharga itu Polsek Pringgabaya yelah memasangkan gari poloce line.

Hal itu dibenarkan anggota  Pokdarwis Pondok Kerakat desa Pohgading Timur bernama Asri. “Kami sudah melakukan koordinasi bersama pemerintah dan intansi terkait untuk memastikan serpihan kayu yang diduga Kapal Laut peninggalan Belanda,” ujarnya, Ahad (17/7).

Jebolnya tanggul dan penemuan serpihan kayu Kapal tesebut pada hari Kamis 14 Juli 2022 oleh warga setempat.. sudah dipasang garis Police Line di lokasi oleh Kapolsek Pringgabaya, Supaya masyarakat tidak mendekat”, katanya.

“Menurut cerita dari orang tua kami, ada dua kemungkinan banglai kapal itu.  peninggalan  Belanda atau kapal Cina yang tenggelam pada zaman itu. Cerita ini, diceritakan oleh nenek moyang kami turun temurun”, ucap Asri.

Dijelaskan, lokasi penemuan tersebut merupakan bekas labuhan Damar yang masuk pada kawasan Bangsal Poh-Gading di era tahun 1857 Masehi.

Selain kayu serpihan Kapal, beberapa benda juga menjadi temuan masyarakat seperti piring kuningan. “Lokasi itu bekas pelabuhan dagang dan pangkalan militer. Ini menurut reprensi dari teman kita Gegen”, Sebutnya.

Bahkan kata Asri lebih lanjut, sejak munculnya bongkahan kayu tersebut, menjadi obyek tontonan masyarakat karena penasaran.

Sebagian kayu, besi dan barang lainnya di dalam kapal dijarah oleh masyarakat. Untuk mendapatkan kayu, masyarakat  menggunakan mesin pemotong sebagai upaya penjarahan.

Untuk diketahui, katanya lebih lanjut empat bulan yang lalu warga setempat  juga menemukan satu rongsokan kapal laut ditempat yang sama. Namun sayang kayu dan benda lainnya habis dijarah oleh masyarakat.

Hal itulah yang dikhawatirkan dan tidak diinginkan oleh Asri. Menurutnya rongsokan kapal tersebut bisa dijadikan situs sejarah dan cakar budaya daerah setempat.

“Apa yang diceritakan oleh kakek buyut kita selama ini benar adanya. Juga, ini sebagai langkah awal pemerintah dan ahli arkeolog untuk meneliti keberadaan rongsokan kapal itu”, jelas Asri.

Ia pun meyakini, masih banyak benda-benda peninggalan dalam kapal tertimbun pasir. Karena lokasinya merupakan bangsal atau pelabuhan perdagangan di era Belanda menguasai  Indonesia.

“Areal temuannya kan, masuk kawasan penambangan pasir besi, saat ini menjadi  kolam pengerukan. Namun karena tanggul atau pembatasnya jebol dihantam ombak, sehingga airnya surut itulah yang memunculkan kayu berbentuk moncong kapal laut”, tutur Asri.

Senada yang disampaikan oleh salah satu tokoh masyarakat setempat, Satriawan bahwa dirinya pernah diceritakan oleh almarhum neneknya. Ada beberpa kapal ratusan tahun yang lalu tenggelam di lokasi tersebut.

“Almarhum nenek saya pernah menceritakan kami soal kapal laut yang tenggelam disana, nenek saya pun dapat cerita dari neneknya. Meski demikian, kami tidak berani memastikan kebenaran ceritanya”, ujar Satriawan saat dikonfirmasi.

Hematnya, dari cerita turun temurun Satriawan menyimpulkan tentang kapal laut yang tenggelam pada masa itu yakni. Kapal Laut pengangkut garam, Kapal dapur Cina dan atau Kapal Militer.

“Kalu kita liat dari peta Belanda tahun 1857-1879. Artinya, lokasi penemuan itu kan menjadi sentral pedagang dan militer. Terbukti dengan adanya bekas nama  bangsal Poh-Gading”, pungkasnya.

Adapun upaya yang dilakukan oleh tokoh masyarakat dan anggota Pokdarwis setempat. Pihaknya bergantian menjaga lokasi itu, bagi masyarakat yang ingin menjarah kapal tersebut tidak berani.

“Sementara ini, Anggota Pokdarwis stanbay secara bergantian menjaga tempat itu untuk sementara waktu. Sambil menunggu penelitian dari pemerintah dan pihak terkait, untuk mengungkap kebenaran cerita dari nenek moyang kita”, kata Satriawan.

Satriawan bersama tokoh masyarakat lainya berharap, rongsokan kapal tersebut menjadi atensi pemerintah dan instansi terkait untuk segera melakukan penelitian dan mengangkat rongsokan kapal.

“Kita sudah melaporkan penemaun itu ke pemerintah, termasuk ke ahli arkeolog. Tanggapannya akan segera melakukan penelitian”, ucapnya.

“Rongsokan kapal itu kita mau angakat, dan jadikan sebagai cagar budaya”, tutup Satriawan.(ros)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *