Mataram sergapye-Rektor Universitas Muhammadyah Mataram (UMM), Dr. H. Arsyad Abdul Gani, M.Pd merasa perlu meluruskan gonjing ganjing terkaiy polemik bantuan Dana Bidik Misi yang yang dihajatkan Presiden Jokowi untuk mahasiswa terdampak bencana alam 2018 silam.
Dari penjelasan Rektor Abdul Gani mahasiwa penerima bidik misi yang diusulkan berjumlah 1.000 orang tapi yang bisa diverifikasi, hanya berjumlah 404 orang.
Sebanyak 1000 mahasiswa yang diusulkan, tapi hasilnya berkurang setelah melalui proses perivikasi dan kumlah yang direalisasi untuk mendapatkan bantuan, justru berjumlah 246 orang mahasiswa,” ujarnya, Senin, (1/8)
Karena mereka yang mendapatkan SK berjumlah 404 orang, sementara dana Bidik misi yang masuk justru berjumlah 246 orang mahasiswa membuat hal itu tidak singkron hingga diambil jalan tengah melalui suatu kesepahaman.
Sehingga pihak rektorat bersama mahasiswa, sepakat untuk saling subsidi. “Untuk mengatasi persoalan itu dibuatkan kesepakatan, itu tertuang dalam surat pernyataan,” katanya.
Para mahasiswa sendiri, lanjutnya, saling pengertian dan memahami situasi kondisi teman-temannya yang sama-sama terkena dampak bencana.
Dia juga menambahkan, dalam situasi dan kondisi seperti ini, tidak mungkin pihak rektorat akan melakukan hal-hal yang dituduhkan sebelumnya.
Pada prinsipnya, kata Arsyad Abdul Gani, kita menginginkan para mahasiswa yang terkena dampak bencana ini bisa mengikuti mata kuliah layaknya.
“Sekali lagi kita tegaskan, bahwa pembagian dana Bidik misi dari Kementerian tersebut, berdasarkan kesepakatan antara mahasiswa sendiri yang sama-sama terkena dampak bencana,” katanya.*