Lotim sergapye–Lombok Timur terus mengembangkan diri terutama pembangunan industti yang terintegrasi. Kerjasama dengan berbagai pihak terus dilakukan dalam peningkatan ekonomi dan membuka lapangan kerja.
Pada pelaksanaan pembukaan dan penutupan pelatihan berbasis kompetensi (PBK) CPMI kerja sama industri sekaligus penandatanganan perjanjian kerja bersama, antara BPVP terkait pelatihan vokasi dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) dengan beberapa stakeholder, diantaranya: KAGAMA NTB, UPT BP3MI, Dispar, FKLPID, APJATI, PT. PNM, PT. Milenium Muda Mandiri dan Non Style International School, Kamis (20/10).
Usai penandatanganan kerja sama yang berlangsung di BLKI itu, Sekjen Kemnaker RI Anwar Sanusi berpesan bagi yang sudah mendapat pelatihan, itu akan menjadi modal untuk memenangkan persaingan di pasar kerja, baik di dalam maupun luar negeri. Sementara bagi yang akan memulai pelatihan, diharapkan agar menjadikan kesempatan itu untuk memperdalam skill. Ia mengingatkan agar para peserta CPMI terus belajar dan mengembangkan ilmunya. Dikutipnya salah satu hadis yang berbunyi “Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahat.”
Ia berharap penandatanganan kerja sama itu bukan hanya komitmen di atas kertas tetapi menjadi realitas. Karena baginya perlu mengikatkan komitmen di atas kertas dan lebih penting mewujudkannya dalam aksi nyata.
“Tantangan peluang ini luar biasa terutama terkait ketenagakerjaan,” katanya, “Adek-adek ini mewakili sebuah masa dimana kita memiliki keunggulan dari sisi jumlah penduduk yang produktif dan luar biasa,” lanjutnya.
Ia menambahkan bahwa masa ini dikenal dengan bonus demografi dan merupakan kesempatan yang strategis bagi Indonesia, khususnya di Lombok agar melakukan berbagai percepatan pembangunan dengan berbagai SDM usia produktif. Oleh karena itu, Ia mengingatkan agar terus menggenjot potensi para pekerja yang berdaya saing, di dalam dan luar negeri.
Sementara itu Sekretaris Daerah M. Juaini Taofik yang menyambut hangat kehadiran Sekjen Kemnaker RI beserta rombongan menyampaikan terima kasih. Ia pun mulai menceritakan sewaktu dirinya mengikuti kursus bahasa Korea di negara Ginseng dan pertemuannya dengan Profesor Kim. Ia membandingkan budaya antara Indonesia dengan Korea yang notabene pekerja keras.
Sekda juga menceritakan saat Sekjen Kemnaker mampir di salah satu homestay di desa Kembang Kuning. Ia mengingat tiga hal yang pernah disampaikan oleh Sekjen Kemnaker jika mau mengembangkan suatu daerah. Diantaranya adalah: accessibility, artinya daerah tersebut harus membuka akses yang luas agar orang-orang bisa datang, baik dari dalam maupun luar daerah. Berikutnya, atraksi. Sekda mengaku Lombok Timur sudah mulai memperbanyak event-event dan sudah ditetapkan di akhir tahun. Berikutnya adalah peran swasta untuk membangun sarana dan pra sarana.
Kegiatan itu dimeriahkan tarian persembahan dari paguyuban katon selandir Lenek, yaitu tari peresean dan tari asih trisna.