Mataram sergapye–Pesta demokrasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) khususnya di pulau Lombok mulai diwarnai pasar taruhan. Judi pilkada mulai terasa jelang pencoblosan, dan tradisi musiman itu ditabuh para pebotoh.
Seperti diungkapkan, Yon Apryana yang biasa dipanggil Yosi, pasar taruhan setiap pelaksanaan pesta demokrasi selalu terjadi antara pendukung yang sangat fanatik dengan calonnya. Terutama mereka yang suka berjudi.
“Ini pemilihan bupati dan walikota, para pebotoh akan memanfaatkan momen besar ini untuk berjudi dengan taruhan yang besar,”ungkapnya.
Taruhan puluhan juta hingga ratusan juta bagi mereka sudah biasa, karena masing masing pebotoh menjagokan calon yang dianggap paling berpeluang paling besar untuk terpilih.
Para pendukung fanatik juga dari masing masing pasangan calon juga biasanya ikut bertaruh meski nilai taruhannya tidak sebesar para profesional.
“Jangankan kelas pemilihan walikota dan bupati, pemilihan kades hingga RT bisa mereka jadikan ajang taruhan,”ucapnya.
Warga Cakra ini lebih jauh mengungkapkan, sebelum para pebotoh memasang taruhan untuk calon yang dijagokan biasanya mereka lebih dahulu mencari tahu elektabilitas calon kepada lembaga survei yang sudah digunakan masing masing Paslon.
Bahkan untuk meneguhkan keyakinannya kepada calon yang dijagokan,tidak jarang pebotoh mencari para normal. “Itu tradisi di kalangan pebotoh mereka akan memanfaatkan segala situasi dan momentum untuk mencari keuntungan,”sebutnya.
Untuk figur walikota Mataram, Bupati Lombok Utara dan Bupati wakil Bupati Lombok Tengah yang akan menang pada 9 Desember 2020, kata Yosi semuanya berpeluang.
Untuk pasar taruhan siapa calon bupati dan wakil Bupati Lombok Utara, masih sulit diprediksi. Kedua Paslon baik Joda Akbar dan Nadi mempunyai peluang yang sama, posisinya hingga Selasa 24 November masih fifty-fifty.
Begitu juga untuk pemilihan walikota Mataram, kekuatan dukungan dimungkinkan sesuai nomor urut paslon. “Untuk kita Mataram sudah ada nominatornya di kalangan para pebotoh, tapi saya tidak ungkap siapa Paslon tersebut,”sebutnya.
Sedang di Pilkada Lombok Tengah, semua Paslon kecuali Paslon nomor lima dianggap paling lemah dan tidak ada gaungnya. Paslon nomor 4,3,1 dan 2 memiliki basis massa tertentu. Masing masing Paslon akan memperebutkan suara dari kalangan NU, NW dan jamaah Yathopa Bodak.
“Semua calon berpeluang,seminggu sebelum pencoblosan akan diketahui kekuatan masing masing. Dan biasanya para pebotoh akan melihat peluang menang pada H-1 pencoblosan.
“Para pebotoh sudah menakar calon yang membuatnya terpikat dan punya kans untuk menang, mereka juga tidak mau rugi uang dalam.jumlah besar bila kalah dalam pasar judi Pilkada,”imbuhnya.(bed)