Mataram sergapye—Jauh-jauh datang dari Sumba Nisa Tenggara Timur (NTT) untuk menuntut ilmu di sebuah Perguruan Tinggi di Mataram, bukannnya belajar dengan baik dan membahagiakan orang tua.
Mahasiswi asal NTT berinisial BRB (22) dilaporkan aborsi dan kini diprriksa Unit PPA (Perlindungan Perempuan Dan Anak) Sat Reskrim Polresta Mataram, Minggu (19/06).
Kapolresta Mataram melalui Kasat Reskrim Kompol Kadek Adi Budi Astawa ST SIK mengatakan bahwa telah terjadi praktik aborsi yang dilakukan terduga seorang perempuan inisial BRB asal Sumba, diketahui berlamat di jalan Pejanggik, Pajang, Kelurahan Pejanggik, Kecamatan Mataram Kota Mataram, ucapnya saat dikonfirmasi.
” Kronologis kejadian sekitar pukul 19.00 wita piket Sat Reskrim Polresta Mataram menerima informasi dari RS Kota Mataram terkait adanya seorang perempuan yang datang dengan keluhan sakit di perut ”
” Kemudian dilakukan penanganan di IGD lalu dialihkan ke Ruang Persalinan. Dan saat dilakukan penanganan, janin sudah kondisi hampir keluar dari rahim. Dan saat janin keluar dari rahim sudah dalam keadaan meninggal dunia “, terang Kompol Kadek
” Saat pemeriksaan menurut keterangan dari terduga BRB bahwa pada tanggal 10 Juni 2022 terduga memesan obat merk Cytotec sebanyak 1 setrip dan 3 bungkus kapsul tanpa merk secara online. Kemudian sekitar tanggal 18 Juni 2022 terduga menerima pesanan tersebut dan membayarnya dijasa kurir seharga Rp. 1.335.000 ”
” Lalu terduga meminum sebagian obat tersebut didalam kamar kosnya dan setelah itu terduga mengalami rasa nyeri dibagian perut serta mengeluarkan bercak darah di alat kelaminnya. Namun efeknya tidak lama dan keesokan harinya yaitu pada hari Minggu tanggal 19 Juni 2022 sekitar pukul 12.00 wita terduga kembali mengkonsumsi obat tersebut dan setelah itu terduga merasakan sakit pada bagian perut serta mengeluarkan darah dibagian alat kelaminnya, pungkas Kompol Kadek
” Terduga sudah tidak bisa menahan rasa sakitnya sehingga menghubungi sepupunya untuk membawanya kerumah sakit, dan terduga dibawa ke RS Kota Mataram dan dibantu oleh sepupu dan temannya. Sesampai di rumah sakit terduga sudah melahirkan bayi berjenis kelamin laki-laki, namun keadaan bayi tersebut sudah dalam keadaan meninggal dengan warna kehitaman ”
Kompol Kadek juga menjelaskan saat ini telah dilakukan pemeriksaan terhadap para saksi, dan olah tkp di kos/kamar terduga di daerah Pajang namun nihil ditemukan bekas obat yg dikonsumsi terduga dan penyidik sempat melakukan pemeriksaan terhadap suami/pacar terduga yang tidak kooperatif, tambahnya.
Langkah berikutnya adalah melakukan pemeriksaan terhadap terduga dan berkoordinasi dengan dokter forensik terkait penyebab kematian dari janin tersebut, tutup Kompol Kadek.*