Lotim Sergapye – Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Lombok Timur (Lotim) dalam upaya penurunan angka stunting terus digenjot dengan perubahan strategi yang lebih intensif dan terukur. Hal ini dilakukan untuk mencapai hasil optimal setelah hasil audit menunjukkan bahwa pendampingan yang tidak berkesinambungan menjadi salah satu faktor lambatnya penurunan angka stunting.
“Penurunan angka stunting dari tahun 2022 ke 2023 hanya 0,1%, dari 21,7% menjadi 21,6%. Ini menunjukkan bahwa pembinaan dan pendampingan yang dilakukan belum optimal,” ungkap Kadis DP3AKB Lombok Timur, H. Ahmat dalam kegiatan Gerakan Nasional Tingkatkan Integrasi (GENTING) di Desa Kerongkong, Kecamatan Suralaga, Lombok Timur, Kamis (27/2).
Kementerian Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kini mengubah pendekatan dengan mengintensifkan peran orang tua asuh. Pendampingan tidak lagi bersifat sporadis, melainkan berkelanjutan selama dua tahun, dengan fokus pada intervensi nutrisi dan non-nutrisi.
“Intervensi nutrisi membutuhkan anggaran sekitar Rp15.000 per hari. Oleh karena itu, bantuan diharapkan diberikan selama dua tahun penuh untuk memastikan kecukupan gizi anak,” jelas H. Ahmat.
Meskipun demikian, durasi pendampingan oleh orang tua asuh tidak harus selalu dua tahun penuh. Tim pendamping keluarga di lapangan akan memastikan keberlanjutan pendampingan, bahkan jika orang tua asuh hanya mampu memberikan bantuan dalam waktu singkat.
“Jika seorang orang tua asuh hanya mampu mendampingi selama tiga bulan, kami akan memastikan ada orang tua asuh lain yang melanjutkan pendampingan. Kami akan terus memantau hingga anak tersebut tidak lagi berstatus stunting,” tegas H. Ahmat.
Dengan strategi ini, pemerintah menargetkan penurunan angka stunting secara signifikan. Secara nasional, target penurunan adalah satu juta kasus, sementara NTB sendiri menargetkan pendampingan terhadap 38.126 bayi stunting.
“Kami memiliki data lengkap by name by address (BNBA) dari bayi-bayi yang membutuhkan pendampingan. Jika ada pihak, termasuk media, yang ingin menjadi orang tua asuh, kami akan berikan datanya,” ujar H. Ahmat.
Perkembangan anak-anak yang didampingi akan terus dipantau, termasuk peningkatan berat badan dan tinggi badan. Evaluasi berkala akan dilakukan untuk memastikan efektivitas strategi ini dalam menekan kasus stunting.