Lotim Sergapye – Penjabat Bupati Lombok Timur H. Muhammad Juaini Taofik mengapresiasi kegiatan pertemuan koordinasi dan sosialisasi program Perempuan Indonesia Hidup Tanpa Kekerasan (PIHAK) yang berlangsung Senin (5/8) di Rupatama 2 Kantor Bupati, “Terima kasih atas komitmen hari ini dalam menyosialisasikan program-program yang sangat luar biasa ini,” katanya.
Persoalan kekerasan terhadap perempuan diakui Pj. Bupati bukan persoalan sederhana, sehingga membutuhkan kolaborasi serta sinergi, “Jika semakin banyak OPD yang bekerja sama dengan NGO atau lembaga lainnya maka akan semakin bagus,” ungkapnya seraya menambahkan, “semakin banyak pemerhati di lapangan pasti semua masalah akan selesai,” ujarnya.
Sementara itu Direktur LPSDM Ririn Hayudiani menyampaikan bahwa program tersebut bekerja sama dengan United Nations Population Fund(UNFPA). Khusus di Lombok Timur, ada dua desa yang mengikuti program tersebut, yakni desa Montong Betok, Kecamatan Montong Gading dan Lenek Duren, Kecamatan Lenek.
Ia pun menyebut banyaknya pengaduan kasus kekerasaan terhadap perempuan dan anak di Lombok Timur. Karena itu ia mengharapkan dukungan dari semua pihak, termasuk Pemerintah Daerah agar berbagai program yang dijalankan berhasil sesuai harapan.
Program PIHAK bertujuan memperkenalkan pencegahan kekerasan berbasis gender (KBG) dan memfasilitasi diskusi multi stakeholder di setiap kabupaten guna mendukung keberlangsungan program di setiap daerah yang menjadi lokus program.
Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan pemaparan persentasi Yayasan Pulih/UNFPA terkait Intervensi program “women at the center” untuk mendukung pencegahan dan penanganan KGB di Indonesia, kemudian dilanjutkan pemaparan dari DP3AKB terkait integrasi implementasi program PIHAK/WAC dengan kebijakan dan program pemerintah mengenai pencegahan dan penanganan KGB di kabupaten Lotim, dan terakhir pemaparan dari LPSDM terkait implementasi program “women at the center” sebagai upaya pencegahan dan penanganan KGB di Lotim.
Hadir pada kegiatan tersebut pimpinan OPD terkait, Camat, Kades, NGO, Toga, Tomas, Toper, Toda, Perwakilan ORMAS Muhammadiyah, dan Forum Anak, serta tokoh masyarakat (local leader) desa Montong Betok dan Lenek Duren.