Lombok Utara sergapye–Warga Karang Taruna, Dusun Prawira, Desa Sokong, Kecamatan Tanjung geger. Pria berinisial EGP (33) yang dikenal seorang aplikator bangunan ditemukan gantung diri di rumahnya.
Pelaku di duga stres karena terlilit hutang, hingga EGp nekat bunuh diri di rumahnya. Pria malang ini ditemukan oleh keluarganya dalam keadaan tergantung pada besi plafon kamar korban dengan menggunakan selendang warna hitam.
Kapolsek Tanjung, AKP Wahono Brurie Cahyono, S.H. mengatakan, kejadiannya Selasa menjelang siang, 31 Agustus 2021. “Kakak ipar korban selaku saksi menanyakan keberadaan korban pada anak korban untuk menanyakan masalah sepeda motor yang digadai kemudian si anak memberi tahu bahwa bapaknya ada di kamar dan akhirnya saksi menemukan korban gantung diri,” ujar Kapolsek Tanjung.
Dikatakan, sekitar pukul 07.00 Wita, ibu korban melihat korban secara tiba-tiba mengamuk tanpa alasan yang jelas, dan tidak ada komunikasi. EGP mengamuk dan merusak Sanggah (tempat persembahyangan.red) keluarga yang bertempat di rumah korban, kemudian korban langsung masuk ke kamar dan tidak keluar-keluar sampai ditemukan gantung diri.
Warga kemudian melaporlan kejadian itu ke kantor Polsek Tanjung. Gabungan piket fungsi Polsek Tanjung bersama tim medis Puskesmas Tanjung mendatangi TKP, saat itu korban masih dalam posisi menggantung. Dari hasil pemeriksaan, jasad tidak ditemukan adanya tanda kekerasan atau luka lain,” kata AKP Wahono Brurie Cahyono, S.H.
Polisi memeriksa sejumlah saksi di lokasi. Menurut keterangan keluarga korban, ia disinyalir mengalami depresi berat terkait dengan permasalahan ekonomi yang sedang di alami.
“Diketahui korban adalah seorang aplikator yang sedang terlilit hutang, dan sempat didatangi oleh aparat terkait dengan pekerjaan yang tangani beberapa hari yang lalu untuk dimintai pertanggung jawaban atas pekerjaannya tersebut,” bebernya.
Sementara itu, pihak keluarga korban mengatakan, bahwa seluruh keluarga besar telah menerima dan mengikhlaskan atas kejadian meninggalnya korban yang dianggap sebagai musibah dan tidak bersedia untuk dilakukan.*