Lotim.sergapye–Kepala Desa (Kades) Bilok Petung Lombok Timur Rusdi, diterpa isu tidak sedap. Dia dipersoalkan oleh salah seorang warga Desa Karang Bajo Kecamatan Bayan, Lombok Utara bermana Sunadi karena telah menjual tanah GG (tamah negara) seluas 12 hektar seharga Rp 150 juta per hektar ke PT Kosambi.
Namun hal itu dibantahnya saat dibantah di komfirmasi sergapye ke kantornya. Kamis (12/8). Rusdi mengatakan tanah GG yang dimaksud 12 Hektar itu, bukan tanah negara dan bukan Kades atau pemdes yang menjualnya ke pihak PT. Tapi pemiliknya yang mejnual tanah tersebut, tentu lengkap dengan bukti dan dokumen kepemilikan.
Terhadap tudingan dirinya menjual itu tidak benar, ‘saya tidak pernah menjual tanah GG. Apa lagi membagi-bagikan hasil penjualannya ke orang lain”, tegas Rusdi.
Rusdi menjelaskan, dugaan itu tidak etis. Karena bukan hanya menyangkut nama baiknya, tapi juga nama lembaga Pemdes Bilok Petung. Terlebih ia seorang Kades, itu menjadi sorotan publik. Namun itu akan dijadikn sebagai masukan untuk lebih berhati-hati untuk mengambil keputusan, apa lagi menyangkut menandatangani sebuah surat jual beli tanah.
“Fitnah ini, saya jadikan masukan dan akan lebih teliti lagi. Meski demikian, dampaknya luar biasa yang kami rasakan terutama dilingkup Pemdes Bilok Petung”, jelas Rusdi.
Katanya, Ia suudah memanggil orang yang menudingnya seperti itu, datang ke kantor desa Bilok Petung untuk mengklarifikasi apa yang dikatakan dalam pembritaan salah satu media. Agar tidak membias di masyarakat, dan menjadi pelajaran buat siapa pun kedepannya tidak terulang lagi hal seperti itu, terutama di desa setempat.
“Begitu kita dapat info, langsung kami panggil oramgnya ke kantor desa untuk mengklarifikasi. Dalam pengakuannya dia tidak peranah bilang seperti isi dalam berita tersebut.
“masalah ini, kita selesaikan secara kekelurgaan. Dan kami minta dia untuk mengklarifikasi pernyataannya di media itu, dan dia siap untuk itu”, imbuhnya.
Mengenai tanah GG yang 12 Hektar tersebut, di pertegas lagi oleh Samsul Mu’arif, Kaur Pemerintahan desa Bilok Petung. Bahwa diketahui sudah terjual oleh pemiliknyah ke PT Kosambi. Jadi tudingkan ke Kadesnya tidak mempunyai dasar sama sekali.
“Pak Kades tidak pernah mejual tanah itu, sangat salah jika beliau dituding seperti itu. Setau saya hanya mempalitasi administerasi surat jual beli saja”, jelasnya.
siapaun , yang membutuhkan bantuan di kantor desa selama tidak bertentangan dengan hukum pasti dilayani. Apalagi msalah surat jual beli, . Terlebih yang dipermaslahkan masyarakat yang punya lahan disana, setaunya baik Pemdes maupun masyarakat mengetahui selama ini warga setempat yang menggarap dan bekerja ditanah tersebut.
“Kami dari Pemdes, hanya mempalitasi waraga kita yang punya lahan. Bukan hanaya kami yang mengetahui dan melihat mereka yang menggarap sehari-hari bekerja dan tinggal disana. itulah dasarnya sealin dokumen yang dimiliki pak kades mau menandatangani suarat jual beli tanah tersebut”, kata Samsul.
Sementara itu, Suriadi mengaku tidak pernah mengatakan Kades Bilok Petung mejual tanah GG 12 Hektar ke PT Kosambi. Masyarakat setempat yang menjual tanahnya ke pihak PT.
“Saya tidak pernah mengtakan, pak Kades yang menjual tanah tersebut. Yang saya katakan itu, masyarakat yang menjual tanahnya ke PT Kosambi di kantor desa Bilok Petung dan diketahui oleh pak Kades”, jelasnya, saat ditemui oleh media ini di rumah kelurganya di dusun Kokok Putek.
Isu tentang memfitnah Kades itu tidak benar sambung Suriadi. Akan tetapi diantara 12 Hektar tanah itu ia mengklaim memiliki tanah seluas 1 Hektar yang dijual oleh orang yang tidak pernah menggarap atau mengerjakan tanah tersebut.
“Isu tentang info saya yang memfitnah pak Kades itu tidak benar, bukan begitu bahasannya. Kalau sisa dari 79 Hektar tanah HGU PT kosmabi itu, benar saya mengatakan bahwa masyarakat yang menjual,(ros)
