Lotim sergapye—Olahraga paralayang belakangan ini menjadi olahraga faporit pemuda Sembalun. Setiap pagie Terlihat lepas landas dari lereng bukit atau gunung dengan kemudian meangkasa.
Paralayang (Paragleding), olahraga terbang bebas tersebut. Sangat berpotensi untuk dikembangkan di Lombok Timur khususnya di Sembalun sebagai salah satu daya tarik para wisatawan untuk menambah pendapatan masyarakat Sembalun.
Namun sangat disayangkan potensi besar untuk mengangkat nama Lombok Timur itu belum dilirik Pemda Lotim. Pasalnya sejak awal pengembangan paralayang khususnya di Sembalun sama sekali tidak pernah dilirik, adapun hanya sebatas wacana dimedia saja bahwa Pemda akan mensuport parlayang. Tapi implmentasinya tidak ada, baik dukungan perasarana ataupun meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM).
“sejak tahun 2013, adanya paralayang di Sembalun tidak pernah dilirik oleh Pemda. Hanya sebatas wacana hingga saat ini, sejauh ini hanya Dispar Provinsi yang pernah mendukung kawan-kawan Sembalun untuk mengembangkan bakat mereka, ”, ketua Sembalun Paralyang Club (SCB) Royal Sembalun . Selasa (24/11/2020).
Olah raga mengangkasa ini bisa mendatangkan banyak wisatawan ke Sembalun. Karena menjadi daya tarik untuk menikmati panorama keindahan Sembalun dari ketinggian sambil terbang.
”Tenntunya hal ini akan mendongkrak keterlibatan banyak pihak, terutama untuk mengais rezeki dari aktivitas ini. Ya.. artinya bukan hanya masyarakat, bisa juga sebagai Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) Lotim”, tandasnya.
Lebih lanjut, Royal mengatakan. daerah lain di NTB, seperti Lombok Utara, Lombok Tengah dan Sumbawa Barat tahun ini melakukan sertifikasi pilot paralayang. Sementar di Lotim kapan…? Padahal SDM dan SDA di Lotim sangat mendukung, bahkan atlit dari lotim harus pindah atas nama Sulteng sebagai perwakilan di kejuaraan PON.
“Nah.. yang kita sayangkan itu, justeru atlet dari Lombok Timur yang mewakili Sulawesi Tengah di ajang PON. Padahal dari SDM para pilot paralayang sudah mempuni, bahkan bisa mengalahkan tim lain di Indonesia”, imbuhnya.
Hal yang sama juga disampaikan oeleh salah satu pilot tandem Sembalun Paralyang Club. Taeger Triawan, mengaku kecewa dengan Pemda Lotim. Dimana hingga saat ini tidak ada dukungan dari para pemangku kebijakan untuk mensuport perkembangan paralyang di Lotim seperti daerah lain di NTB.
“Sebanarnya banyak sekali keluhan kita, salah satunya itu. Tidak diperhatikan dan tidak ada suport padahal memiliki potensi yang begitu besar untuk kemajuan daerah”, akunya.
Sejak tahun 2013, katanya, Ia ikut lombahampir di semua Provensi di Indonesia, bahkan menjadi juara 1 (satu) tahun 2016 dalam Kejurda NTB di Gumantar Sumbawa Barat, tahun 2017 juara 1 dalam festival Mandalika, 2018 juara 3 troi Mandalika, 2019 juara 4 troi atau Kejurnas Indonesia dan di tahun yang sama juga, ia juara 4 di prapon. Sangat disayangkan talenta para pilot paralayang itu tidak dilirik oleh para pemangku kebijakn di Lotim.
“Tentunya itu semua butuh peroses yang panjang, begitu juga dengan pengorbanan kita selama ini. Untuk itulah sudah saatnya para pemangku kebijakan di Lotim melirik kami, jangan hanya wacana buktikan dong”, pintanya.
“intinya kami mau, Pemda Lotim segera melakuan sertifikasi kepada kami pilot paralayang. Agar kami bisa ikut di PON untuk mewakili Lotim”, tegasnya.
Paralayang (Paragleding) dengan menggunakan sayap kain (Parasut) yang lepas landas dengan tumpuan kaki untuk tujuan rekreai atau kompetisi. Induk organisasinya adalah, Persatuan Layang Gantung Indonesia (PLGI), sedangkan PLGI sendiri dibawah naungan Federasi Aero Sport Indonesia (FASI). Semantara itu semua club paralayang harung dibawah naungan Danlanud di msing-masing daerah, seperti Sembalun Paralayang Club (SCb).
“Meskipun kita di bawah naungan PLGI, FASI dan Danlaud. Tidak lengkap jika tidak ada sertifikasi para pilotnya. Kan kalu kita mau mengikuti PON harus ada sertifikasi pilot dari Pemda untuk di akui menjadi atlit paralyangnya”, tutupnya. (ros).