Lotim Sergapye –Olahraga zumba dikhawatirkan menjadi kluster baru dalam penanganan pandemi corona. Sebab, olahraga zumba yang kian marak diberbagai tempat di pulau Lombok khususnya Lombok Timur tidak terkontrol.
Bahkan postingan di medsos membuat nitizen makin geram, sebab sekumpulan orang zumba tanpa menggunakan masker di sebuah ruangan tertutup.
Menyikapi viralnya warga berzumba sebuah gedung di Masbagik Minggu (27/9) membuat meradang banyak orang hingga ada yang melaporkannya ke Polres Lombok Timur untuk di usut secara hukum.
Ketua harian penanganan covid19 Lombok Timur HM. Juwai Taufik menyesalkan kejadian tersebut.” Kita sangat sesalkan mereka tidak mengindahkan prokol kesehatan,” tandas Juawini pada komprensi Pers yang digelar di Selong, Senin 28 September 2020.
Disebutkan, wabah pandemi corona hendaknya membuat semua pihak menahan diri untuk tidak melakukan kegiatan yang melibatkan banyak orang
Terlebih sejak tanggal 14 September diberlakukan Perda NTB, adanya larangan bahkan sanksinya sudah jelas.
” Kita hidup dengan tatanan baru, semua kita harus mematuhi protokol kesehatan covid19, dan sudah ada payung hukum. Bila dilanggar ada saksi, dan operasi operasi yustisi penegakan Perda sudah dilaksanakan ,” ujar Taopik
Dijelaskan pergub nomor 50 tahun 2020 mengayut ada dua jenis sanksi yang bisa diberikan kepada pelanggar yakni sanksi administrasi berupa denda dan sanksi sosial.
Dalam operasi masker yang di gelar, sudah terjaring llebi dari 1015 pelanggar dan, sebanyak 166 pelanggar memilih sanksi denda uangnya dan distor ke Badan Pendapatan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat dan 849 orang yang memilih sanksi sosial.
Juani Taopik juga berterimkasih kepada Masyarakat yang sudah melaporkan adanya kegiatan zumba , karna memang di perda ini juga di dorong patisipasi di semua untuk dapat bekerjasama dengan gugus tugas guna memastikan pelaksaan protokol Covid-19.(Bayu)
