MATARAM — Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Mataram menggelar kegiatan dialog bersama pelajar dan pemuda lintas agama dalam rangka penguatan moderasi beragama, Selasa (23/9), di Ballroom SriCakra Hotel Lombok Plaza Mataram.
Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 09.00 Wita tersebut dihadiri sejumlah tokoh penting, di antaranya Ketua FKUB Provinsi NTB Dr. M Subki Sasaki, Kepala Kemenag Kota Mataram H. Hamdun, Kepala Badan Kesbangpol Kota Mataram M. Zarkasyi, Ketua FKUB Kota Mataram Drs. H Burhanul Islam, serta tokoh lintas agama se-Kota Mataram. Tidak ketinggalan, siswa-siswi SMA/MA perwakilan sekolah se-Kota Mataram ikut ambil bagian dalam dialog.
Dalam penyampaian materinya, Kepala
Kesbangpol Kota Mataram M. Zarkasyi menekankan pentingnya dialog keagamaan untuk menghargai perbedaan. Menurutnya, keberagaman harus dijadikan kekuatan untuk mencegah konflik sosial yang berpotensi memecah belah masyarakat. “Moderasi beragama bagi pelajar sangat penting. Dari sini bisa dibangun toleransi sejak dini, menangkal radikalisme, hingga menciptakan miniatur Indonesia yang rukun,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Kemenag Kota Mataram, H. Hamdun, menyoroti peran siswa dalam menjaga kerukunan di sekolah maupun masyarakat. Ia menekankan agar generasi muda tidak mudah terprovokasi oleh hoaks dan narasi kebencian yang kerap beredar di media sosial. “Radikalisme dan terorisme adalah ancaman serius bagi bangsa. Siswa harus menjadi garda terdepan dengan memperkuat ideologi Pancasila, mengembangkan toleransi, dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan positif,” katanya.
Ketua FKUB Provinsi NTB, Dr. M Subki Sasaki, menjelaskan peran FKUB melalui konsep 3M: Moderasi, Mediasi, dan Mitigasi. Ia mendorong siswa untuk menjadi agen kerukunan dan duta damai di tengah masyarakat. “Gunakan keunggulan generasi muda dalam teknologi untuk menyebarkan pesan damai dan toleransi, bukan ujaran kebencian,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan agar pelajar mampu mengendalikan diri saat menghadapi perbedaan pendapat. “Konflik sering dimulai dari hal kecil, bahkan dari postingan di media sosial. Belajarlah untuk menyelesaikan perbedaan dengan cara musyawarah, bukan dengan kekerasan,” pesannya.
Dialog ini turut menegaskan bahwa kerukunan umat beragama adalah modal utama dalam menjaga stabilitas sosial, keamanan, sekaligus memperkuat persatuan bangsa. Para siswa diharapkan mampu menjadi agen perubahan yang membawa semangat Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, FKUB bersama Kemenag, Kesbangpol, serta tokoh lintas agama berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi lintas sektor dalam membangun masyarakat Mataram yang harmonis, rukun, dan damai.