Lotim sergapye— –Jemaah Masjid Alfurqan Sembalun Lawang Lombok Timur dipenuhi warga yang mengikuti Shalat fitri 1443 H setelah dua tahun vakum akibat pandemi covid19.
“Alhamdulillah, ini patut kita syukuri. kita sudah bisa melaksanakan perayaan hari raya Idul Fitri 1443 Hijriah di Masjid Alfurqan,” ujar Muhlisin, ketua pengurus Masjid Alfurqan, saat di konfirmasi setalah shalat Id, Senin (2/4).
Pengurus Masjid Alfurqan (PMA), mengakui selama ini rindu momen hal seperti ini. Terlebih yang bertindak sebagai imam sekaligus khotib ustadz dambaan jemaah masjid Alfurqan yakni, ustadz H Ramedan.
“Beliau kan putra asli Sembalun yang memiliki suara khas saat melantunkan ayat-ayat suci Al-Quraan. Apa lagi beliau mejadi imam, itu menjadi kenikmatan dan kehusu’an bagi para makmum,” kata Muhlisin.
Pada kesempatan itu, Muhlisin menceritakan secara singkat sosok seorang ustadz H Ramedan. Bahwa ia dalah, salah satu putra Sembalun. Dimana sejak kecil memiliki suara yang khas dalam melantunkan ayat-ayat suci Al-quran.
Ustadz H Ramedan, sejak MTS, MA hingga Ma’had Ali menimba ilmu agama di Pondok Pesantren (Ponpes) Persis Bangil Jawa Timur. Kemudian dia melanjutkan satdy (Kuliyah) di Universitas Muhammadiyah Malang (UNMUH), jurusan Tarbiyah hingga S2 belum lama ini, dan beliau menetap di Malang Jatim.
“Menurut saya ini momen yang langka, karena dalam kurun 5 tahun kali ini beliau bisa pulang kampung (Mudik). Info yang saya dapat, beliau adalah seorang dosen dan Da’i di sana, maka pantas dia tidak bisa pulang dalam sekali setauhun,” tuturnya.
Ustadz H Ramedan, merupakan salah satu sosok panutan dan contoh bagi putra putri masyarakat Sembalun. Bagaimana tidak sambungnya, selain penghapal Al-Quran 30 jus juga memiliki karisma dengan suaranya yang khas dan unik.
“Kami akui, dia menjadi pionir dan sefirit bagi putra putri kami untuk belajar dan memperdalam ilmu agama di pondok pesantren yang ada di NTB dan beberapa daerah di Indonesia,” jelas Muhlisin.
Masyarakat atau jemaah masjid Alfurqan juga diimbau membawa alas shalat pribadi, datang lebih awal, guna menghindari penumpukan saat masuk, memakai masker, harus dalam kondisi sehat, dan telah divaksin.
“Bagi masyarakat yang ingin Shalat Id kita minta untuk tetap menjaga protokol kesehatan,” imbuhnya.
Sementara itu, Ustadz H Ramedan mengaku terharu campur bahagia karena lebaran kali ini bisa pulang kampung berkumpul bersama keluga besar dan handetolan. Karena dalam kurun 5 tahun lebih ia tidak bisa pulang, disebabkan jadwalnya padat dan banyak undangan untuk menjadi imam shalat taraweh maupun shalat Id.
“Sebenarnya dari dulu sebelum pandemi Covid-19 saya pingin pulang, tapi gak bisa karena banyak kegiatan disana. Apa lagi dalam 3 tahun ini Covid-19 melanda kita, semuanya dibatasi,” pungkasnya.
Ia pun sangat bersyukur dengan aturan pemerintah pusat saat ini, dimana tahun ini pemerintah memperbolehkan masyarakatnya mudik atau pulang kampung.
“Alhamdulillah, dengan aturan itu saya beserta anak dan isteri bisa berkumpul dengan orang-orang tercinta. Terutama ayah ibu dan adik kakak saya, ini momen yang langka,” uajar Ramedan.
Menurutnya, ini patut di syukuri karna ini merupakan karunia dari Allah SWT. Dimana selama ini yang ia dambakan dan rindu bisa terujud yakni, bisa kumpul bersama keluarga serta silaturhami dengan warga setempat.
“Dan bukan itu saja, saya kembali dipercaya menjadi imam dan khotib bagi para jamaah masjid Alfurqan,” katanya.
Adapun isi khotbahnya adalah, menjadikan bulan suci ramadhon ini untuk meraih ampunan dari Allah SWT agar kita kembali mejnadi fitrah dan orang bertaqwa.
Selama kita mau bertobat kepada Allah SWT, oleh karena itulah diantara nikmat Alllah SWT. Allah memberikan kita kesempatan dari 12 bulan yang ada, ada 1 bulan syahrul Ramadhon yang telah kita lewati.
Kalau sekiranya 11 bulan yang kita lewati, kita berjihad berjuang melawan hawa nafsu kita bahkan kita tidak mampu melawan hasutan sayeton. Allah berikan kita 1 bulan penuh dalam 24 jamnya dengan magfiroh ikhlas berpuasa karena Allah. Allah mengapuni semua dosa-dosa kita.
Allah SWT telah mengampuni dosa-dosa kita, sehingga kita berhak untuk beridulfitri saat ini, sehingga kita berhak untuk berbahagia pada pagi hari ini. Karena sungguhnya kita orang beriman ada kebahagiaan, ada kesedihan tatkala kita keluar dari ramdhon.
Ada kebahagiaan harapan besar Allah mengampuni dosa-dosa kita sehingga kita kembali fitri, dan ada kesedihan yang mendalam. Karena kita belum tentu lagi bertemu dengan sahru ramdhon berikutnya.
Oleh karena itulah, bagaimana kita mengetahui kalau dosa-dosa kita diampuni olah Allah SWT. Lihatlah hablum minallah kita, lihatlah hablum minannas kita. Hablum minallah dari awal ramdon sampai berahir, sudahkah terasa meningkat, sudahkah shalat kita khusu’, sudahkah kita meninggalkan kemaksiatan kepada Allah SWT. Kalau masih biasa-biasa saja maka ini tanda dosa-dosa kita belum diampuni oleh Allah SWT.
Sementara utuk hablum minannas kita, sudahkah baik hubungan sumi isteri kita, dengan tetangga kita, masihkah kita menzolimi orang lain, mengambil hak orang lain dan merampas harata orang lain. Kalau masih ini terjadi, sementara ramadhon telah kita lewati. Berarti belum ada peningkatan ihsan kepada tetangga kita, belum kita kembalikan harata orang lain pada kita. Saodra ketahuilah bahwa itu menandakan belum lagi kita mendapatkan ampunan dari Allah SWT.
Lalu pantaskah kita ber idulfitri hari ini, tanyakanlah pada diri kita masing-masing. Ujung kita berpuasa adalah meraih ketaqwaan, dan orang yang bertaqwa itu ciri khasnya adalah dia fitri, dia bersih. Dibersihkan oleh Allah SWT selama 30 hari penuh mendapatkan ampunan dari Allah SWT, minal Aizin Walfaizin mohon maaf lahir dan bathinr.(ros)