Lotim sergapye—Agro Wisata buah apel yang selama ini kita kenal berada di daerah Batu Kota Malang, Jawa Timur. Ternyata di Lombok Timur, khususnya Sembalun mempunyai prospek yang bagus. Buktinya agro wisata kebun apel di Sembalun tidak kalah dengan Malang.
Sembalun tak hanya dikenal dengan buah strowberinya saja, tetapi juga buah apel berbagai varian buah lainnya. Sebagai daerah tujuan wisata, Sembalun memang memiliki keistimewaan dibandingkan dengan daerah lain yang ada di pulau Lombok. Selain memiliki cuaca yang sejuk dengan alamnya yang eksotis nan subur.
Untuk agrowisata buah, para pecinta buah apel mereka tidak perlu lagi jauh-jauh ke Malang hanya untuk menikmati petik buah apel sambil selfie. Kini kebun apel di Sembalun sudah dibuka untuk dikunjungi. Maka tak ayal para wisatawan lokal khususnya, mulai ramai-ramai berwisata ke Sembalun, sembari memetik apel dan selfie.
Pantauan media ini. Dalam kurun tiga hari tidak kurang dari seratus orang bahkan lebih tiap hari yang berkunjung ke lokasi tersebut.
“Sejak kami buka tanggal 28 Desember 2021, wisatawan terus berdatangan. Bahkan kami kualahan, dalam tiga hari terahir tahun 2021 hingga hari ini,” kata ibu Sumiati, pengelola sekaligus pemilik salah satu kebun apel di Sembalun. Minggu (2/1).
Ada pun aturan masuk yang harus diketahui oleh pengunjung sebagai berikut, untuk harga tiket masuk, Rp 25.000 per orang inklud dengan parkir dan mendapatkan dua biji buah apel. Kemudian wisatawan juga tidak boleh makan buah apel didalam lokasi atau dibawah pohon apel.
“Harga tiketnya kan dua puluh lima ribu untuk sati orang, dan mendapatkan dua biji buah apel. Lebih dari itu tidak boleh dan jika wisatawan mau makan buah apel harus diluar area kebun”, pungkas ibu Sumiati.
“Jika ketahuan ada wisatawan yang nakal tidak mematuhi aturan yang kami buat, kami akan suruh orangnya bayar dua kali lipat bahkan lebih. Dan kami tidak melayani jual kiloan,” katanya.
Untuk budidaya buah apel, lanjutnya dengan luas lahan sekitar 40 are bisa ditanami sebanyak 50 sampai 70 pohon. Dan akan dapat menghasilkan Rp. 15 sampai Rp. 25 juta.
Sedangkan Ia memiliki lahan sekitar 40 are yang ditanami pohon apel sekitar 50 batang, siap panen dikatakan, ia bisa memperoleh sekitar Rp. 15 juta sampai Rp. 20 juta. Adapun masa panen dua kali dalam setahun, yaitu Mei dan September.
“Namun kali ini saya tidak tahu, karena buahnya kecil-kicil dan sedikit. Terlebih harga obat-obatan dan pupuk sangat mahal,” pungkasnya.
Sumiati berharap kepada pemerintah dan instansi terkait, jika infrastruktur menuju kebun apel sebagai tujuan wisatawan hendaknya mendapatkan perhatian khusus terutama dari Pemdes setempat.
Dimana jalan usaha tani sekitar 800 meter dari jalan raya Sembalun menuju kebun apel tersebut tidak pernah disentuh pembangunan, Padahal animo masyarakat untuk berwisata ke sana sangat tinggi.
“Bahkan tidak jarang para wisatawan terpaksa kembali, karena tidak sanggup melewati medan yang parah,” ketus ibu Sumiati.
Padahal, sebelumnya pejabat daerah Lotim dan pemprov serta berbagai OPD lainnya pernah mengunjungi kebun tersebut. Namun sampai saat ini pemerintah belum sama sekali turun untuk memberikan perhatian pada jalan yang akan memudahkan para wisatawan bisa menikmati alam Sembalun.
“Bukan hanya para wisatawan yang akan menikmatinya, kan jalan itu termasuk jalan usaha tani masyarakat Sembalun,” ujarnya.
Sementara itu, Rian Purwanto wisatawan dari Kebumen, Jawa Tengah mengaku sangat puas telah berkunjung ke kebun apal tersebut.
“Saya sangat puas bisa berkunjung ke sini, apa lagi udaranya sangat sejuk. Tidak terlalu dingin meski musim hujan”, ucapny.
Rian, mengaku dapat info dari medsos dan cerita teman-temannya di Lombok yang pernah berkujunng ke Sembalun. Saking penasarannya begitu ada kesempatan, ia bersama isterinya liburan ke Lombok dan tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk berwisata ke Sembalun.
“Saya tau ada kebun strowberi dan apel di Sembalun, itu dari medsos dan cerita teman-teman di Lombok. Saya kesini bersama isteri dan kerabat saya dari Mataram,” ujar Rian.
Sensasi yang didapat dari liburan tahun baru ini, menurutnya sangat luar biasa. Karena bisa langsung petik sendiri di pohonnya, yang selama ini buah apel bisa didapat dari pasar fan toko swalayan.
“Kalau mau beli kiloan di pasar aja, ngapain kita datang langsung ke Sembalun. Tapi kan sensasinya itu petik sendiri, disitu nilainya bukan masalah harga tiket dan yang lainnya,” kata Rian.
Ia pun menyayangkan jalur ke kebun apal, dimana jalurnya ektrim dan licin. Untung saja ia bersama temannya menggunakan mobil jenis Jeep. Meski demikian, dia akan kembali jika ada kesempatan.
“Insya Allah saya akan kembali lagi untuk camping, saya senang dengan susana pegunungan yang sejuk. Semoga ada waktu untuk datang lagi,” tutupnya(ros)