Loteng sergapye–Panitia lokal sirkuit Mandalika diperkirakan mendatangkan puluhan pawang hujan untuk menunda atau mengalihkan turunnya hujan di arena balap motor internasional tersebut.
Bukan saja pawang hujan didatangkan, TNI Angkatan udara juga diikutkan menabur garam melalui pesawat terbang untuk memecah timbunan awan yang menyelimuti kawasan Pantai Kute Lombok Tengah dan sekitarnya.
Tapi rekayasa pengalihan hujan menggunakan tekhnologi dan jampi jampi puluhan pawang hujan dari pulau lombok, pulau Sumbawa bahkan konon dari luar NTB itu tak mampu membendung turunnya hujan, sebaliknya hujan turun sangat deras.
Pada Race pertama WSBK, hari Sabtu 20 November guyuran hujan disertai badai dan angin kencang turun dengan dahsyat. Para raider yang siap balapan kocar kacir kembali berteduh ke poskonya masing masing.
Derasnya hujan mengakibatkan air tergenang pada beberapa lintasan sirkuit bahkan para penonton basah kuyup. Ada beberapa tempat di kawasan mandalika airnya bak genangan sawah.
Begitu juga pada race ke dua hari Minggu 21 November hujan lebat kembali guyur kawasan sirkuit Mandalika. Kendati demikian para raider/pebalap menyelesaikan kejar kejaran motor di lintasan sirkuit Mandalika.
Meski even internasional itu sukses, menurut sejumlah tokoh adat Lombok itu tidak terlepas dari bantuan ratu pantai selatan dan putri mandalika.
Mestinya sebelum sirkuit itu digunakan, harusnya dibersihkan secara adat Sasak/Lombok dengan acara ritual yang sering digunakan sesepuh masyarakat Lombok.
Hujan yang mengguyur dan memaksa ditundanya balapan bisa dihindari bila saja sirkuit Mandalika diroahkan (selamatan red) secara adat. Banyak mahluk kasat mata, bahkan ada kuburan di arena sirkuit yang digusur.
Tapi kita masih bersyukur tidak terjadi musibah dalam helatan WSBK, karena adanya bantuan sang putri mandalika meski penampakannya tidak berwujud manusia.(ade)
