• September 16, 2024
  • Last Update September 16, 2024 10:17 am
  • Nusa Tenggara Barat Indonesia

Dr. H Hamidi: Turbulensi Politik Pusat Mempengaruhi Pemilihan Calon Kepala Daerah

Dr. H Hamidi: Turbulensi Politik Pusat Mempengaruhi Pemilihan Calon Kepala Daerah

Mataram sergapye–Jelang pemilihan kepala daerah baik gubernur dan  pemilihan bupati/walikota yang digelar secara serentak bulan November di seluruh Indonesia dipastikan berlangsung panas bahkan  bisa mengancam stabilitas keamanan.

Pasalnya,  manuver politik dan intervensi kekuasaan di Jakarta membuat gaduh hingga daerah. Hal itu dikemukakan pengamat politik dan pemerhati sosial, Dr. H. Hamidi kepada media, di Mataram Kamis (15/8).

Disebut, mundurnya ketua umum Golkar Airlangga Hartarto secara dadakan, agenda Kongres, Munas, Muktamar atau istilah lain dari partai politik menjadi indikator kuat adanya faksi faksi disejumlah partai terkait pilkada 2024. Komitmen partai untuk mendukung kadernya maju sebagai kepala daerah akan diuji pada kongres atau munas yang akan digelar pada bulan bulan ini.

Sejumlah partai sudah mengagendakan acaranya minggu akhir bulan Agustus bersamaan dengan pendaftaran calon di KPUD. Semisal partai Nasdem akan  kongres 25 – 27 Agustus, Munaslub Golkar paska mundurnya Airlangga, Muktamar PKB dan partai lainnya juga digelar bulan Agustus ini.

Menurut Hamidi, agenda utama dari acara tersebut adalah arah dukungan calon dan koalisi partai agar dapat memenangkan kompetisi pilkada.
Untuk membangun koalisi dengan partai inilah yang memunculkan faksi apakah mengedepan kader atau mengusung calon diluar kader.

Peta politik kekinian lanjut Hamidi, memunculkan berbagai spekulasi  seperti intervensi penguasa, besarnya mahar, tawaran jabatan di kabinet dan alasan lainnya menjadi ujian tersendiri bagi partai untuk mengusung calonya maju sebagai kepala daerah.

Sementara untuk politik di daerah permasalahannya hampir sama, sebut saja dinamika politik yang berkembang di pilbup Lombok Timur. Ini juga tidak terlepas dari perhara politik yang berkembang di tingkat nasional.

Sebut saja PPP yang mengeluarkan SK B1KWK kepada Iron Edwin yang bukan kadernya, padahal sampai saat ini Gerindra belum mengeluarkan SK kepada H Iron yang merupakan kadernya sendiri. Lagi pula pendaftaran masih 14 hari lagi.

Langkah politik PPP tersebut menimbulkan banyak pertanyaan dikalangan simpatisan dan kader partai terkait dengan pidato dari Ketua DPC dan Ketua DPW PPP Muzihir dengan lantang mengatakan  hasil rapat pimpinan cabang partai memutuskan  akan mengusung kadernya TGH. Hazmi Hamzar di Pilbup Lombok Timur.

Pernyataan Muzihir tentunya tidak sembarang ngomong karena hal itu diperkuat  PO partai yang harus memprioritaskan kadernya sendiri untuk maju sebagai kepala daerah. Namun pernyataan itu dianulir dengan memprioritaskan non kader yang tidak pernah dibahas pada rapat pimpinan cabang PPP.

Ditanya PPP sebagai partai tertua bersama Golkar dan PDIP, bagi Hamidi ada perbedaannya. ‘Sampai saat ini ketua umum DPP partai belum definitif masih sebatas PLT paska lengsernya Suharso Monoarfa sebagai ketua umum partai,”tandasnya.

Akankah Muktamar luar biasa dilakukan dalam waktu dekat seperti yang sedang di lakukan oleh Golkar setelah Airlangga mengundurkan diri.
Jika ini dilakukan pada bulan Agustus seperti partai lainnya, tidak menutup kemungkinan terjadi perubahan kebijakan terkait keputusan yang telah dikeluarkan. Apalagi setelah partai berlambang ka’ bah ini tidak lolos ke Senayan pada pemilihan umum yang lalu.

Dari pengamatan Hamidi, Golkar sedikit lebih maju dalam menyikapi turbulensi yang terjadi di internal partai yang telah menetapkan PLT beberapa hari setelah ketua umumnya mundar dan menyepakati agenda rapimnas dan munaslub untuk memilih ketua umum definitif pada 20 Agustus ini, hal ini dilakukan untuk menjaga Marwah partai sebagai partai yang sedewasa dengan PPP.

Sedangkan PPP hingga saat ini belum terdengar adanya Muktamar sebagai evaluasi menyeluruh terhadap masa depan partai yang dalam sejarahnya baru sekarang tidak lolos ke Senayan. Padahal jabatan PLT ketua umum sudah setahun lebih. Jika ini tidak segera disikapi tentu akan sangat berdampak terhadap masa depan partai pada pemilu pemilu berikutnya.

“Saya yakin seluruh kader dan simpatisan PPP berharap agar semua elite Partai berpikir untuk mengembalikan kejayaan partai seperti pada era almarhum Hamzah Haz yang berhasil sebagai pemenang ketiga pemilu saat itu, ‘sebutnya. (smile)

 

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *