Lombok Timur–Sungguh mengejutkan dan diluar ekspektasi masyarakat terutama kader dan simpatisan partai Persatuan Pembangunan. Bakal calon bupati Lombok Timur yang juga kader senior partai berlambang Kakbah, TGH. Hazmi Hamzar disingkirkan oleh partainya sendiri.
Sejumlah pengamat politik di NTB menyebutkan, langkah PPP sebagai langkah bunuh diri yang akan makin mengkerdilkan partai di tahun tahun mendatang.
“Sebuah langkah politik yang sulit dicerna akal sehat, tokoh sekaliber TGH Hazmi Hamzar yang puluhan tahun berjuang dan membesarkan PPP tidak di dukung partainya maju di pilkada, ‘tegas Ahmad Munaam, SPd salah seorang pendukung tuan guru Hazmi Hamzar kepada wartawan di Mataram.
Padahal hasil rapat pimpinan cabang PPP Lotim yang dihadiri ketua DPW NTB, Muzihir memutuskan TGH Hazmi sebagai calon tunggal yang diusung PPP. Bahkan Muzihir seperti beredar di medsos mempertegas ucapan nya kalau ketua dewan pembina yayasan Maraaittalimat sebagai calon tunggal.
Anehnya hasil rapim cabang PPP Lotim dan omongan Muzihir tidak sejalan dengan apa yang diucapkan.” PPP itu partai Islam dan berlambang kiblat orang muslim yakni Kakbah, kok mulut seorang politisi muslim berbeda dengan kesepakatan dan ucapnya, ‘sebut Ahmad Munaam.
Bagi sebagian politikus tindakan ketua DPW PPP Muzihir dan kawan kawan hal biasa dalam politik. Tapi tidak bagi masyarakat yang awam politik, sikap dan tindakan ketua DPW PPP NTB akan diingat oleh kader PPP dan jamaah Maraittalimat sebagai penghianatan.
“Muzihir itu orang mamben satu kampung dengan tuan guru bahkan masih ada hubungan keluarga. Perilaku Muzihir yang tidak senapas dengan omongannya akan menjadi catatan sejarah buruk yang dikenang masyarakat, ‘ucapnya.
Sementara pakar politik Dr. H. Hamidi mengatakan idealnya setiap partai politik menginginkan kadernya maju dalam setiap kontestasi. Demikian juga dengan relawan atau pendukung dari seorang calon tentu mengharapkan dukungan dari partai yang telah dibesarkan.
Akan tetapi politik sangatlah dinamis dan kadang dianggap tidak masuk akal seperti yang terjadi pada pilpres 2024 yang lalu.
Hamidi mencontohkan turbulensi politik yang menyentak publik Yakni ketua umum partai Golkar Airlangga Hartarto tiba tiba mengundurkan diri, ditengah hiruk pikuk pilkada serentak yang sebentar lagi dibuka.Padahal partainya bagian dari partai pengusung yang memenangkan presiden terpilih Prabowo Gibran.
Perubahan dan kejutan masih akan kita saksikan selama belum berada dimeja KPUD. Dinamika politik akan semakin memanas hingga pendaftaran nanti.
Sebab politik berbicara tentang kepentingan dan kekuasaan, menguntungkan atau menjanjikan kemenangan. Karena itu, siapapun bisa saja mendapat dukungan itulah realitas politik sekarang.
Realitas politik yang berkembang baik ditingkat nasional maupun daerah memberikan pelajaran bagi kita bahwa dalam politik tidak ada kawan atau lawan yang abadi, yang ada hanyalah kepentingan dan kekuasaan.
Pengurus partai adalah manusia biasa yang tidak lepas dari manisnya godaan harta, tahta dan wanita sebagaimana peringatan Agama.
Berpikir dan berjiwa besar untuk terus melakukan ikhtiar adalah sikap yang paling menjanjikan.
Kerja politik yang terencana dan terukur merupakan tindakan yang harus terus diupayakan tanpa mengabaikan dinamika politik yang berkembang.(smile)