• February 5, 2025
  • Last Update February 1, 2025 3:11 pm
  • Nusa Tenggara Barat Indonesia

STP Mataram Gelar Launching Ekowisata Bambu Sembalun

STP Mataram Gelar Launching Ekowisata Bambu Sembalun

Lotim sergapye—Pemerintah Lombok Timur diwakili  Camat Sembalun, Mertawi melaunching ekowisata bambu “Aur Sembalun” digelar oleh STP Mataram bermitra dengan Sembalun Community Development Centre (SCDC) dan CERES Global, Australia.

Launching ekowisata bambu Aur Sembalun, berlangsung di kebun bambu Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur. Ditandai dengan pemukulan gentongan dari bambu oleh Camat Sembalun didampingi para tamu undangan lainnya. Minggu (4/4).

Kegiatan ini merupakan penghujung dari rangkaian pendampingan dan peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengembangan ekowisata bambu,  melalui program “Bamboo Conservation for Eco-tourism Development in Sembalun” yang merupakan kegiatan pengabdian.

“Ini bentuk pengabdian masyarakat, dosen dan mahasiswa STP Mataram yang didanai oleh pemerintah Australia. Melalui hibah kompetitif Alumni Grant Scheme yang dikelola oleh Australia Awards in Indonesia”, kata Lia Rosida M.Dev St, sebagai penangguang jawab project leader bambu Sembalun, dalam sambutannya.

Acara lunching ini, digelar bertemakan “Alam dan Budaya” dengan mengangkat budaya sasak melalui pakaian adat, pameran kerajinan dan permainan tradisional dari bambu, dan musik bambu”, imbuhnya.

Selain itu, Ia memaparkan akan dilakukan tour de aur untuk mempelajari tentang manfaat, jenis bambu serta sejarah dan kearifan lokal tentang bambu Sembalun. yang tertulis dalam buku panduan “Kisah Serumpun Bambu” karya Bapak Mertawi S.Pd, Camat Sembalun sekaligus sebagai tokoh masyarakat Sembalun.

“Ekowisata ini diberi nama Aur Sembalun, bambu Sembalun yang memiliki ciri has berbeda dengan bambu di tempat lain. karena bambu Sembalun dengan keunikannya bekereng (Bersarung) yang memiliki nilai kearifan lokal dan sejarah panjang dari generasi ke generasi”, ujar Lia.

Menurutnya, program pengabdian ini dilakukan melalui rangkaian kegiatan pelatihan dan workshop ekowisata bambu dan pemasaran, serta workshop konservasi bambu yang dilakukan pada 19-26 Oktober 2020. Kemudian dilanjutkan dengan online coaching dan site visit untuk troubleshooting sejak November 2020 hingga Maret 2021 dan pilot launching ekowisata bambu sebagai penghujung program pendampingan.

“Progeram pendampingan ini, sudah kami lakukan sejak Oktober 2020 yang lalu. Supaya masyarakat maupun penggiat wisata di Sembalun, memamfaatkan potensi bambu yang ada”, ujar Lia.
“Sayang kan potensi bambu ini, tidak dimamfaatkna oleh masyarakat”, tandasnya.

Sementara itu, Ketua STP Mataram, Dr Halus Mandala, M.Hum mengatakan dalam sambutannya. Ekowisata menyangkut pariwisata jaka panjang, pengembangan desa wisata untuk membantu bagaimana estensi dari pariwisata berkelanjutan Sustainable tourizem. Bukan hanya soal ikut serta tapi juga buadaya itu juga bagian dari yang harus dikembangkan.

“Apa yang kita promosikan ini, harus ril adanya. Dan saya bersukur sekali bahwa launching ini terlaksana, karena sudah banyak kegiatan yang dilakukan dari pertengahan 2020″, jelasnya.

Launching geowisata saat ini, merupakan langkah awal masyarakat untuk memulai memperkenalkan destinasi wisata yang memiliki konsep ekowisata dengan prinsip edukasi, konservasi dan partisipasi masyarakat lokal. Serta low-impact terhadap pencemaran lingkungan dan nantinya dapat dikembangkan sebagai pusat wisata edukasi tentang bambu sebagai salah satu tanaman yang sangat ramah lingkungan.

Untuk itulah ia berharap, bukan hanya sekedar launching semata buakan hanya sekedar dimedia masa. Tapi ektensinya itu terus berjalan, karena wisatawan yang datang ingin melihat bukti apa yang sesungguhnya mereka baca.

Tugas utama perguruan tinggi itu, pengabdian dimasyarakat untuk meningkatkan kapasitas SDM masyarakat setempat. Bukan membwa duit, itu yang harus kita pahami”, terang Mandala.

Direktur SCDC, Royal Sembahulun.  mendukung progeram yang dilakukan oleh STP Mataram. Dimana progeram tersebut membantu masyarakat untuk berinovasi dan meningkatakan kapasitas dalam pengelolaan wisata khususnya geowisata kebun bambu yang ada di Sembalun.
“Ini bentuk komitmen kami dengan STP Mataram, untuk pendampingan kemasyarakat. Dimana selama ini bambu itu hanya digunakan untuk pagar dan tali oleh masyarakat”, ujarnya.

Geowisata bambu ini, lanjutnya, sebagai pilot projck yang ada di Sembalun. Karena selama ini bambu di Sembalaun hamya digunakan sebagai pagar dan tali oleh masyarakat, padahal bambu atau kebun bambu itu sangat potensial dikembangkan mejdai ekotourizem.

“Disini kita jadikan pusat informasi dan edukasi tentang bambu itu sendiri, baik itu sejarahnya maupun jenis bambu itu. Kan selama ini kita tidak tau jenis dan asal muasal bambu itu”, katanya.

“Mari kita sama-sama mendukung progeram ini, tanpa dukungan dari semua stakholder dan masyarakat Sembalun mustahil pilot projck ini berhasil. Kan ini untuk kita semua, bukan untuk kami di SCDC atau STP Matarm. Sekali lagi ini untuk masyarakat”, pintanya.(Ros)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *