Lotim Sergapye – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) NTB menggelar kegiatan bertema Gembira Beragama ( Gembira Muda, Bangsa Bernegara dan Beragama ) di Lombok Timur.
Kegiatan ini mendapatkan respon masyarakat, terbukti dari banyaknya peserta yang hadir, dari pimpinan pondok pesantren, tokoh pemuda dan berbagai lembaga dan organisasi kemasyarakatan.
Pejabat dari BNPT dan FKPT Nusa Tenggara Barat bersama peserta, dikesempatan tersebut mendeklarasikan melawan paham radikal dan terorisme diari kelompok manapun yang mengancam keamanan dan merongrong Persatuan kesatuan Indonesia.
Kegiatan Gembira Beragama yang digelar FKPT ini berlangsung di gedung Institut Teknologi Sosial dan Budaya Kesehatan Muhammadyah Selong, diikuti sejumlah tokoh, pimpinan Ormas dan peserta lainnya, Rabu (6/11).
Wartawan sergapye yang ikut meliput kegiatan tersebut mengamati, para pembicara memaparkan apa itu terorisme dan radikalisme, dilanjutkan dialog pembicara dengan peserta. Terungkap sejumlah pertanyaan menarik dari peserta saat sesi diskusi.
Ketua FKPT NTB, H Ruslan Abdul Gani menyampaikan, salah satu tujuan dari kegiatan ini agar mempunyai pemahaman yang sama tentang radikalisme yakni adanya sebuah gerakan yang mempunyai pemikiran yang berbeda.
“Pemahaman radikalisme harus benar-benar kita pahami,” ujarnya.
FKPT dalam kegiatannya mengahdirkan tokoh Agama dan berbagai elemen masyarakat lainnya. Katanya, tokoh masyarakat dari lintas agama dimintanya mempunyai pemahaman yang sama tentang terorisme , karna tidak bisa pungkiri teroris itu ada.
Masyarakat juga diharapkan Abdul Gani sebagai agen perubahan dan mempunyai pemahaman yang sama , apa itu radikalisme. ,”Sebagai agen perubahan, bila kita salah dalam memahaminya maka masyarakat juga d akan ikut salah salah dalam memaknainya,” ucapnya.
Sebagai agen perubahan harus benar- benar memahami apa itu radikalisme dan bahaya yang ditimbulkan agar mampu disampaikan dengan baik dan benar ke masyarakat.
Abdul Gani juga menyampaikan beberapa program pemberdayaan bagi Ex Terorisme yang sudah dilakukan di NTB. Selain pembinaan kembali kepada Pancasila, mereka diberikan pelatihan, dan ketrampilan tergantung keinginannya. Misalnya ahli dalam bidang berdagang di berikan modal berdagang , bidang bengkel di berikan modal untuk usaha bengkel, dan bidang usaha lainnya sebagai modal untuk hidup layak yang lebih baik.
“Kita tidak menginginkan paham radikalisme berkembang di daerah kita dan di Indonesia, itulah pentingnya semua kita harus mensosialisasikan larangan paham radikalisme dan bahaya terorisme agar tidak berkembang di masyarakat,”tandasnya.(Bayu)